Serdang Bedagai – Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project atau SIMURP yang notabene tengah dijalankan Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memiliki posisi strategis dalam pembangunan nasional. Lewat beragam program turunannya, SIMURP berhasil meningkatkan mutu para petani Indonesia.
Itu pula yang dirasakan para petani di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Mereka mendapat banyak ilmu seputar cara bertani yang lebih efektif dan efisien yang ramah lingkungan melalui Program Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP. Seperti halnya terungkap pada kegiatan Bimbingan Teknis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) SIMURP 2022 di Sekretariat KEP SIMURP Smart Berjaya.
“Agendanya memperkuat kapasitas para penangkar benih,” ujar Ketua KEP, Yuda Prasetyo pada, Rabu (24/8/2022).
Yuda memaparkan, sumber benih diproduksi sendiri yang berasal dari penangkar benih swadaya di Kab. Serdang. Dengan adanya Kelembagaan Ekonomi Petani ini diharapkan daat memberikan nilai tambah ( added value) bagi hasil produksi pertanian para petani.
“Dan kami mengapresiasi adanya program SIMURP ini,” jelas dia.
Hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya perwakilan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Koordinator BPP Sei Rejo beserta para penyuluh pertanian dan Pengurus KEP SIMURP Smart Berjaya.
Petugas Pengawas Benih setempat, Daniel Pasaribu memaparkan jika penangkar yang ada saat ini di Kabupaten Serdang Bedagai ada 8 penangkar. Tujuh di antaranya penangkar padi dan 1 penangkar bawang.
Empat puluh persen kebutuhan benih padi masih diambil dari Pulau Jawa, jadi dengan hadirnya Penangkar Benih KEP SIMURP Smart Berjaya masih memiliki peluang untuk mengisi slot kekosongan benih padi berlabel di Kabupaten Serdang Bedagai,” beber Daniel.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo beraharap para penerima program SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Misalnya dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien serta tanpa bergantung pada kondisi iklim yang berubah.
Melalui pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) Program SIMURP, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Melalui Program SIMURP diharapkan petan akan semakin pintar, karena SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani.
“Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani”, ujar Mentan SYL.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan pendapatan petani. Program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap Climate Change.
“Oleh karena itu, didalam SIMURP disajikan berbagai inovasi teknologi yang betul-betul adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim yang terjadi. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut, pungkasnya. (NF)