Nusa Tenggara Timur – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Kelompok Wanita Tani (KWT). Hal ini dilakukan guna menggenjot produktivitas dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu mengatakan bahwa untuk menjadikan pertanian maju, mandiri, dan modern harus mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas termasuk wanita taninya.
“Keberadaan para petani juga sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan,” kata Mentan Syahrul.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project atau SIMURP, telah melakukan pembinaan dan optimalisasi kelembagaan wanita tani melakukan kegiatan pemberdayaan pada wanita tani melalui KWT.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pemberdayaan wanita tani dilakukan guna meningkatkan skill dan pengetahuan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi para petani.
“Dengan target KWT diharapkan dapat mengembangkan potensi kemampuan para wanita tani agar menjadi SDM yang mandiri dan bermanfaat dapat tercapai”. ujar Dedi.
Program SIMURP juga telah memberikan fasilitas mesin dan peralatan pengolahan industri rumah tangga hasil pertanian, hal itu dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
“Lebih dari 108 KWT yang telah mengikuti kegiatan dari beberapa wilayah SIMURP, dan hasilnya mampu meningkatkan produktivitas dan menambah pendapatan dan kesejahteraan mereka,” ujarnya lagi.
Sebagai salah satu lokasi baru penerima manfaat Program SIMURP KWT Kemasama Nuakutu Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur telah merasakan keberhasilan-keberhasilan teknologi CSA Program SIMURP.
KWT Kemasama Nuakutu merupakan salah satu Kelompok Wanita yang ada di BPP Danga, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT. Kelompok ini terbentuk pada tahun 2020 yang beranggotakan para ibu atau wanita tani ini telah eksis membudidayakan aneka tanaman hortikultura yang ramah lingkungan sejak tahun 2019 sampai saat ini.
Melalui pendekatan CSA Program SIMURP 2022, KWT Kemasama Nuakutu memperluas aktivitas pertaniannya dalam lingkup pengolahan hasil pertanian berbasis kelor yang ramah lingkungan. Adapun produk-produk olahan yang telah dihasilkan diantaranya snack kiri-kiri, teh celup, daun kering dan tepung.
Program SIMURP 2022 memberikan bantuan berupa bahan penunjang produksi dan pemasaran, juga operasional (izin produk/legalitas usaha) dalam usaha pengolahan dan pemasaran produk industry rumah tanggal hasil pertanian.
“Dengan bantuan tersebut KWT Kemasama Nuakutu dapat meningkatkan pendapatan bagi KWT Kemasama Nuakutu yang memiliki omset 5 juta dengan keuntungannya 2 juta perbulan”, ujar Hieronimus Paga, Penyuluh Pendamping Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo.
Selain itu, pembinaan juga telah dilakukan oleh Tim NPIU BPPSDMP dan PPIU Provinsi guna meningkatkan optimalisasi kelembagaan wanita tani dengan melakukan kegiatan pemberdayaan pada wanita tani melalui KWT.
Pembinaan yang dilakukan dilakukan guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi para petani, tandas Hieronimus Paga. (MP/NF)