Dorong Pertanian Ramah Lingkungan, Kementan Gencarkan Genta Organik

genta organik
Sesi Talk Show (Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2023) Kementan, Jumat (27/1/2023). (Sumber: Humas Kementan)

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus sosialisasikan Gerakan Pertanian pro organik (Genta Organik) hingga gerakan ini masif ke seluruh pelosok di Indonesia. Pertanian organik penting untuk membuat tanah tetap sehat dan produksi pertanian tetap bisa meningkat.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pun mendorong pemerintah daerah agar ikut menggalakan Genta Organik di daerahnya. “Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik,” kata Mentan.

Bacaan Lainnya

Dengan demikian, kata Mentan Syahrul, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam sesi talk show di “Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2023” lewat zoom menjelaskan bahwa yang bisa menyuburkan tanah itu pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa di buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis,” ucap Dedi, Jumat (27/1/2023).

Dedi juga menegaskan terkait biosaka yang kini ramai diperbincangkan. Menurut Dedi biosaka memang bisa menyehatkan tumbuhan tetapi bukan berarti bisa menggantikan kebutuhan pupuk tanaman.

“Menurut saya itu hal yang berbeda. Belum ada research ilmiah yang membuktikan kalau biosaka mampu menggantikan pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian,” ujar Dedi kepada peserta Rakor dari seluruh Provonsi, Kabupaten/Kota di Indonesia.

Dedi juga menjelaskan Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

Senada dengan Dedi, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Husnain yang menjadi narasumber talk show mengatakan konsep pemupukan berimbang selain menjaga kesehatan tanah juga bisa meningkatkan produksi pertanian.

“Pengertian pemupukan berimbang itu bukan berarti memberi pupuk sama jumlahnya pupuk kimia, pupuk organik, pupuk hayati. Tetapi beri pupuk sesuai kebutuhan,” jelas Husnain.

Wacana Genta Organik sendiri menurut Husnain bukan baru-baru ini saja, sudah ada sejak dulu. “Hanya saja saat ini lebih masif dan kami apresiasi terhadap hal itu. Karena kondisi kesehatan tanah saat ini terus menurun akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan, ujarnya lagi.

Sementara narasumber lainnya, Ladiyani Retno Widowati Kepala Balai Penelitian Tanah, mengatakan pupuk organik maupun pupuk organik cair sama baiknya. “Kalau dikatakan lebih mahal mungkin karena proses dan kemasannya,” kata Ladiyani yang kini tengah meneliti manfaat biosaka.

Selain Husnian dan Ladiyani atau yang akrab disapa Neno, narasumber lainnya ada Didiek Goenadi dan Reginawati. Talkshow yang digelar ini sangat bermanfaat bagi para stakeholder pertanian dan penyuluh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonoesia guna menggalakkan Genta Organik di daerah. (NF)