suarakarsa.com – Harga minyak mentah mengalami penurunan pada perdagangan Senin (16/12) karena investor masih menantikan kepastian dari pertemuan Federal Reserve (The Fed) terkait rencana penurunan suku bunga lebih lanjut.

Harga minyak mentah berjangka Brent tercatat turun 21 sen atau 0,3 persen menjadi US$74,28 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 30 sen atau 0,4 persen menjadi US$70,99 per barel.

Meski harga turun, kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan akibat ancaman sanksi baru AS terhadap Rusia dan Iran membatasi penurunan lebih lanjut.

Sanksi yang ditujukan kepada entitas yang memperdagangkan minyak Iran telah membuat harga minyak Iran yang dijual ke China melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintahan Presiden Terpilih Donald Trump juga diperkirakan akan meningkatkan tekanan terhadap Iran, sehingga potensi gangguan pasokan global tetap menjadi perhatian utama.

Harga minyak masih didukung oleh keputusan bank sentral di Kanada, Eropa, dan Swiss yang memangkas suku bunga pekan lalu. Hal ini memicu ekspektasi bahwa The Fed akan mengikuti langkah serupa pada pertemuan yang dijadwalkan 17-18 Desember mendatang.

“The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, yang memberikan dukungan tambahan terhadap harga minyak,” ujar analis pasar IG Tony Sycamore, dikutip Reuters.

Pertemuan The Fed ini juga akan memberikan gambaran lebih jelas tentang seberapa jauh suku bunga dapat diturunkan pada 2024 dan proyeksinya hingga 2026.

Dengan dinamika pasar saat ini, harga minyak berada di persimpangan antara tekanan akibat kebijakan moneter global dan kekhawatiran atas gangguan pasokan. Investor akan terus memantau hasil pertemuan The Fed serta perkembangan geopolitik untuk menentukan arah pasar minyak selanjutnya.