Siapkan SDM Handal, Kementan Beberkan Kunci Sukses

Siapkan SDM Handal, Kementan Beberkan Kunci Sukses
Siapkan SDM Handal, Kementan Beberkan Kunci Sukses

GOWA – Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) memfokuskan sebuah visi pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk mewujudkan SDM pertanian yang kreatif, inovatif, dan berwawasan global.

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa sebagai sebuah lembaga pendidikan vokasi BPPSDMP Kementan kemudian menjabarkan visi tersebut dengan berupaya mencetak sarjana Petani muda milenial yang profesional, mandiri, dan berdaya saing.

Bacaan Lainnya

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan tentang pentingnya kualitas SDM Pertanian sebagai salah faktor kemajuan Pertanian Indonesia.

“Di dalam sektor pertanian perlu diisi oleh SDM yang berkualitas. SDM inilah yang dididik untuk menjadi petani milenial melalui pendidikan vokasi,” papar Amran.

Senada dengan Mentan, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan yang sangat membutuhkan SDM yang banyak.

“Melalui pendidikan vokasi ini, bidang pertanian akan terus ditingkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya guna mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” ucapnya.

Pada kesempatan kuliah Umum yang diselenggarakan di Kampus Polbangtan Gowa (07/05) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Polbangtan Gowa adalah kampus vokasi dibawah BPPSDMP Kementan yang disiapkan untuk mendukung dan memajukan SDM Pertanian di Indonesia.

Menurut Dedi, alumninya diharapkan menjadi SDM handal yang dapat mengisi semua sektor penggerak Pertanian, baik itu sebagai penyuluh Pertanian, petani ataupun pengusaha bidang Pertanian.

Petani yang dimaksud Dedi adalah petani yang modern dan melakukan bisnis atau beragribisnis pertanian. Sebab menurut Dedi dengan orientasi bisnislah petani akan menjadi kaya.

“Bertani bukan hanya untuk tujuan makan akan tetapi berorientasi bisnis. Sehingga dengan bisnis pertaniannya ia akan menjadi kaya dan bermanfaat untuk orang lain” ujar Dedi.

Menjadi petani menurut Dedi adalah pilihan yang tepat, karena akan menjadi manusia yang paling bermanfaat di dunia. Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa “Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.

Sehingga menurutnya petani adalah orang yang paling bermanfaat didunia, sebab hanya petanilah yang dapat menyiapkan makanan bagi manusia bahkan makhluk hidup lainnya.

Di hadapan ratusan mahasiswa Polbangtan Gowa, Dedi memotivasi untuk tidak ragu menjadi seorang petani yang bermanfaat untuk keberlanjutan kehidupan makhluk di dunia.
“Apakah kalian siap menjadi petani?” tanya Prof. Dedi yang disambut dengan jawaban “siap” dari mahasiswa peserta kuliah umum.

Dalam sesi tanya jawab Salah seorang mahasiswa bertanya, apa kunci sukses menjadi seorang petani milenial.
Kemudian Dedi mengatakan bahwa kuncinya adalah agribisnis.
“Kuncinya adalah agribisnis yakni Bertani dan berbisnis Pertanian. Caranya dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil seperti merubah perilaku dan kebiasaan yang baik yang selalu ingin belajar tentang Pertanian dan ketiga adalah dimulai sekarang juga” jelas Prof Dedi.
“Miliki niat dan tekad yang kuat begitu lulus Polbangtan langsung bertani dan berbisnis pertanian” pesan Dedi.

Selain niat dan tekad yang kuat, ilmu dan teknologi Pertanian, untuk menjadi petani kaya, juga harus bisa membaca peluang dan menghasilkan produk Pertanian yang berkualitas, dibutuhkan konsumen serta adanya keberlanjutan.
Sebab menurut Dedi ada banyak petani yang kadang hanya fokus pada produksi tapi mengabaikan kebutuhan konsumen sehingga menyebabkan produknya tidak laku di pasaran.

Di akhir dedi menjelaskan tentang tiga kunci sukses beragribisnis guna meningkatkan produktivitas dan produksi pangan nasional.

“Memanfaatkan produk bioscience, mekanisasi Pertanian dan Pemanfaatan Information Communication Technology (ICT) termasuk internet of think (IoT)” tutup Dedi.