KONSEL – Salah seorang murid laki-laki di SMPN 23 Andoolo, Konawe Selatan (Konsel) yang duduk dibangku kelas 8 inisial AR mendapat ancaman tindakan diskriminasi dan bullying melalui telepon hingga ancaman chat pesan whatsaap oleh salah seorang murid SMPN 23 dari kakak kelasnya yang berinisial BO siswa kelas 9. Sehingga adanya ancaman tersebut membuat pisikologis AR terganggu hingga takut masuk sekolah.

Awalnya orang tua (AR) sudah menaruh curiga terhadap AR prilakunya sudah tidak seperti biasanya, AR kebanyakan diam dan menyendiri. Disaat jam masuk sekolah selalu saja ada alasan tidak ada mata pelajaran. “Ma saya tidak mau pergi sekolah tidak belajarji juga,” ucap Ibu AR menirukan ucapan anaknya.

Setelah mengetahui kebenaran mengenai permasalahan anaknya, orang tua AR, berinisiatif untuk menemui kepala sekolah SMPN 23 Andoolo dengan itikat baik agar kedua belah siswa dapat di bina.

Namun ketika orang tua AR, tiba di sekolah ternyata pihak kepala sekolah tidak berada ditempat, sehingga persoalan ini segera di tangani oleh guru yang ada, tak lama dari itu wakil kepala sekolah (JL), juga turut hadir untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Selama dilakukan pembinaan terhadap dua belah pihak siswa, orang tua AR, bersikap koperatif dan menghormati segala bentuk kebijakan sekolah setelah selesai di bina oleh guru maka orang tua AR, bersiap akan segera pamit namun orang tua sempat mempertanyakan keberadaan kepala sekolah yang tidak berada di tempat.

Namun oleh pihak wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan inisial (JL), tiba-tiba mengeluarkan bahasa yang dirasa tidak tepat disampaikan oleh tenaga pendidik merespon orang tua AR, merespon dengan nada keras kepada orang tua wali.

“Kau itu banyak sekali bicara mu,! sudah kayak orang dari dinas saja, mau datang ajar kita disini, kamu ini orang tua murid atau LSM, untuk apa ko tanya soal kepala sekolah, !” dalam rekaman henpone.

Atas tindakan arogan oknum guru tersebut pihak orang tua murid AR, sangat kecewa sehingga pihak orang tua AR, segera bertandang ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Konawe Selatan untuk menyampaikan keluhannya atas tindakan oknum guru SMPN 23 Konawe selatan yang dianggap sangat tidak mengedepankan sopan santun.

Orang tua AR, langsung bertemu Hasrudin selaku bidang pengawasan guru SMP, selanjutnya orang tua AR, diarahkan untuk bertemu kepala bidang bapak Erwin mangidi dan langsung diberikan arahan serta akan segera melakukan tindakan kepada oknum guru yang tidak bertindak humanis dalam merespon keluhan orang tua siswa.

Disamping itu, Hasrudin pihak Dinas PK Konawe Selatan sangat menyayangkan prilaku oknum guru yang mana mengeluarkan kata yang tidak sepantasnya kepada orang tua murid, pihak sekolah itu harus menerima masukan dari masyarakat apalagi dari orang tua murid etikanya seperti itu. “Nah untuk persoalan ini kami harus kroscek terlebih dahulu artinya kami juga ini melayani baik guru PNS maupun Non PNS tentunya kalau terjadi pelanggaran maka kami akan melakukan pemanggilan untuk menjalani proses kode etik,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Erwin mangidi selaku Kepala bidang pengawasan, juga menyampaikan akan segera mengambil tindakan terhadap oknum guru yang berbuat arogan terhadap orang tua siswa akan dilaksanakan sanksi tegas berdasarkan rekomendasi pimpinan.

Selaku orang tua murid, IS berharap dinas pendidikan dan kebudayaan Konawe Selatan kiranya bisa melakukan evaluasi kepada guru-guru yang sering bertindak arogan mengingat permasalahan anaknya sangat serius apalagi mengenai bullying.(Red)