JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Di antaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh, mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul serta optimalisasi lahan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam satu tahun ini tengah fokus meningkatkan produksi dan produktivitas, khususnya tanaman padi dan jagung.
“Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama-sama dengan Babinsa untuk mendampingi para petani di lapangan. Sedangkan masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena hadirnya El Nino, tapi saat ini kita bersinergi untuk meraih kembali swasembada” , ungkap Amran.
Tentunya hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan”, jelas Mentan Amran.
Pada acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 46, Jumat (15/12/2023) di Ruang AOR, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini 10 negara sudah mengalami krisis pangan akibat dampak covid, climate change dan El Nino. Bahkan Myanmar dan Vietnam yang merupakan negara produsen, menahan beras mereka untuk ekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.
“Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian diantaranya sarana prasarana pertanian tersedia seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, asuransi selain itu petani mengerti memahami informasi teknologi pertanian salah satunya dengan menggunakan varietas tinggi dan yang terpenting pastikan penyuluh pertanian mendampingi petani dalam implementasi teknologi pertanian”, ujar Kabadan Dedi.
Narasumber MSPP, Sumardi yang merupakan Penyuluh Pertanian Pusat mengatakan diperlukannya peningkatan peran penyuluh pertanian dalam pengawalan dan pendampingan di lokasi Gernas Penanganan Dampak El Nino untuk mendukung penjaminan ketersediaan produksi dan peningkatan nilai tambah atas hasil produksi.
“Output yang diinginkan yaitu terlaksananya pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh pertanian di lokasi Gernas Penanganan Dampak El Nino yang berada di 10 provinsi dan 115 kabupaten. Selain juga untuk mendukung penjaminan ketersediaan produksi dan peningkatan nilai tambah atas hasil produksi, ujar Sumardi.
Sumardi menambahkan untuk mengantisipasi musim rendeng dimana berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan/jadwal tanam akan mundur 1-3 dasarian, sehingga diharapkan penyuluh pertanian dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian dan melakukan pendampingan kepada petani untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
“BPPSDMP mendukung penuh program Gernas Penanganan Dampak El Nino melalui upaya peningkatan peran penyuluh pertanian dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan pembangunan pertanian yang saat ini difokuskan pada kegiatan pengawalan penanggulangan dampak El Nino di 10 provinsi dan 115 kabupaten”, pungkasnya. (HV/NF)