Wujudkan Swasembada, Kementan Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

Jagung
Kepala BPPSDMP, Dedi Nusyamsi dalam acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 47 edisi Talkshow, Selasa, (28/11/2023). (Sumber: Humas Kementan).

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa untuk menekan impor dan dapat berswasembada kembali, dalam satu tahun ini fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan) adalah peningkatan produksi padi dan jagung.

Selain itu, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Maka krisis pangan sama dengan krisis keamanan dan politik. Pangan adalah senjata kita dan kedepannya kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor dan kita harus ekspor”, tegas Mentan Amran.

Bacaan Lainnya

Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) cq Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian. Pelaksanaan Pelatihan selama 2  (dua) hari, pada Selasa s.d Rabu (28-29 November 2023).

Bertemakan UPSUS Peningkatan Produksi Padi dan Jagung dikemas secara virtual dalam acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 47 edisi Talkshow. Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan program utama Kementan saat ini adalah peningkatan produktivitas dan produkti padi jagung.

Indonesia salah satu negara yang berdampak El Nino dan saat ini ada krisis pangan global, salah satu akibatnya negara India, Myanmar, Vietnam menahan produk mereka agar tidak dijual untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sedangkan untuk produktivitas dan produksi padi dan jagung di mulai pada musim rendeng 2023 – 2024. Maka kita harus mengurangi impor agar tahun depan dapat berswasembada pangan kembali, ujar Kabadan Dedi.

Para penyuluh pertanian mari kita singsingkan lengan baju turun ke sawah. Pastikan sarana prasarana ada di lapangan, salah satunya ketersediaan benih. Selain itu pastikan juga inovasi teknologi diimplementasikan kepada para penyuluh pertanian. Terakhir pastikan juga para penyuluh pertanian ada disamping petani dan selalu mendampingi petani agar program pertanian diimplementasikan”, tegas Kabadan Dedi.

Menurut Narasumber Ngobras Ketua Kelompok Substansi Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal PSP, Dede Sulaeman mengatakan bahwa program khusus yang disiapkan oleh Ditjen PSP salah satunya adalah menyiapkan fasilitas sarana pertanian seperti lahan, pembiayaan dan alat mesin pertanian (alsintan).

Selain itu, ada juga beberapa aspek besar terkait program Ditjen PSP lainnya, diantaranya irigasi pertanian, lahan pertanian termasuk ketersediaan lahan dan kualitas lahan. Selanjutnya perlindungan lahan pertanian termasuk sarana produksi, pengendalian OPT, alsintan, pembiayaan pertanian dan juga asuransi”, jelas Dede.

Narasumber kedua, Yuliarmi yang merupakan Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya pada Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengatakan bahwa program padi dan jagung usernya dari teknologi yang digunakan. Sedangkan untuk program reguler pengembangan budidaya padi jagungdi lahan kering, lahan rawa dan irigasi.

“Dampak dari krisis global, kita harus bekerja keras dengan maksimal terutama padi untuk peningkatan IP400 dan jagung dengan sistem metuk jempolan atau menjemput pola lahan dengan melakukan pertanaman jagung sebelum panen padi dan juga ditanam kedelai”, ujarnya.

Yuliarmi menambahkan dengan adanya benih unggul dapat meningkatkan produksi sebanyak 20%, sedangkan target benih unggul tahun 2023 sebanyak 75% tersebar di Indonesia dengan disesuaikan dengan varietasnya. Untuk target produksi tahun 2023 tanaman padi sejumlah 52,13 juta ton dan tanaman jagung sejumlah 14,6 juta ton.

Narasumber lainnya, Ketua Kelompok Substansi Penyelenggaraan dari Pusluhtan, Ramadani Saputra menjelaskan bahwa peserta yang mengikuti pelatihan ini akan mendapatkan uang saku tambahan dengan keriteria penyuluh pertanian exsiting yang sudah mendapatkan BOP, dengan cara peserta mengupdate data dirinya melalu link yang disediakan dan mengisi absensi sebagai eviden untuk mendapatkan uang saku pelatihan.

Semua penyuluh pertanian dan petani dapat mengikuti pelatihan ini dan mendapatkan sertifikat. Diharapkan dengan adanya tambahan uang saku dapat memotivasi penyuluh dan meningkatkan dalam mendampingi petani dilapangan”, tutupnya. (HV/NF).