suarakarsa.com — Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyinggung isu hangat terkait dugaan ijazah palsu yang tengah ramai dibicarakan publik. Meski tidak secara eksplisit menyebut nama Presiden Joko Widodo, pernyataannya dianggap merespons polemik yang menyeret nama kepala negara itu.
Dalam sambutannya pada peluncuran buku Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta Pusat, Rabu (14/5), Megawati menyampaikan bahwa seharusnya tidak sulit bagi seseorang untuk membuktikan keaslian ijazah jika memang tidak ada yang disembunyikan.
“Orang banyak kok sekarang gonjang-ganjing urusan ijazah, bener opo enggak? Ya kok susah amat ya, kan kalau di ijazah betul gitu, kasih aja, ‘ini ijazah saya’, gitu loh,” ucap Megawati di hadapan para tamu undangan.
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menyinggung soal kualitas sumber daya manusia di BRIN. Ia menyebutkan BRIN saat ini memiliki lebih dari 8.000 peneliti dan mengakui sempat merasa kewalahan menangani institusi yang berisi banyak orang cerdas.
“Ketika saya ditugasi ke BRIN, saya punya researcher itu 8.144. Wah, saya pusing kepala. Kan ini pasti orang pintar semua,” ujarnya.
Namun, Megawati menegaskan bahwa ia tidak ingin kalah begitu saja. Ia bahkan meminta pengujian psikologis bagi para peneliti untuk mengukur kecerdasan dan stabilitas emosional mereka.
“Saya suruh di-testing dengan ilmu psikologi. Jadi IQ-nya sama EQ-nya. Supaya apa? Ini benar pintar atau cuma asal bicara,” tambahnya.
Sebagai informasi, dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) belakangan kembali mencuat. Meski pihak UGM telah beberapa kali membantah tuduhan tersebut, laporan ke aparat penegak hukum masih bergulir. Presiden Jokowi sendiri diketahui telah melaporkan balik pihak yang menuduhnya ke Polda Metro Jaya. Laporan serupa juga masuk ke Bareskrim Polri.
Tinggalkan Balasan