Jakarta, – Dari tanah Konawe yang kaya akan nilai, lahir seorang putra yang kini dipercaya untuk membawa misi besar mempersatukan dan menggerakkan masyarakat Tolaki di perantauan.
Sosok tersebut adalah Dr. Irwanuddin Tajuddin, SH, MH, yang resmi terpilih sebagai Ketua Umum Kerukunan Keluarga Tolaki Samaturu (KKTS) periode 2025–2030 dalam Musyawarah Besar ke-2 (Mubes KKTS) yang digelar di Gedung Kosek IKN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Mubes kali ini tak sekadar menjadi ajang formal pemilihan, tetapi juga momentum lahirnya gelombang semangat baru—terutama dari kalangan pemuda Tolaki yang hadir dengan tekad kuat untuk menjadikan KKTS sebagai ruang tumbuh bersama.
Mengakar di Tradisi, Tumbuh dengan Pengabdian
Irwanuddin lahir pada 21 Mei 1976 di Desa Poasaa, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, dari pasangan Tadjuddin Donge, mantan Wakil Ketua DPRD Konawe, dan Rami Pagala. Sejak kecil, ia tumbuh dengan nilai-nilai kedisiplinan, keteladanan, dan kecintaan pada kampung halaman.
Meski kini mengemban tugas sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor, Irwan tak pernah lepas dari ikatan emosional dan kultural dengan tanah leluhurnya. Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, berintegritas tinggi, dan mau mendengar, kualitas yang sangat dirindukan dalam kepemimpinan organisasi kedaerahan.
Rekam Jejak Hukum dan Kepemimpinan
Karier Irwan dimulai sebagai PNS Kejati Gorontalo pada 2003, dan berkembang pesat hingga dipercaya menduduki berbagai posisi strategis:
-
Kasi Pidsus Kejari Gorontalo & Sumenep
-
Kasi Intel Kejari Banjarmasin
-
Koordinator Kejati NTB
-
Kajari Buol & Konawe
-
Asisten Pidsus Kejati Papua
-
Kabag TU pada Sesjambin Kejagung RI
Prestasinya antara lain meraih predikat WBK untuk Kejari Buol (2019) dan membawa Kejari Konawe meraih peringkat III nasional dalam penanganan kasus tipikor (2021).
Visi KKTS: Rumah Inklusif, Ruang Kolaboratif
Dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum, Irwan menekankan bahwa KKTS harus menjadi tempat bertumbuhnya seluruh generasi Tolaki, bukan hanya yang senior atau berdarah murni, tetapi juga anak-anak muda, perempuan, dan mereka yang tumbuh dalam konteks modern namun tetap mencintai akar budaya.
“KKTS harus menjadi rumah yang terbuka. Kita tidak bisa bicara budaya tanpa mempersiapkan masa depan. Maka peran pemuda adalah kunci,” ungkapnya.
Pemuda Tolaki, Kini Waktunya Bangkit
Gelombang baru di tubuh KKTS ditandai oleh keterlibatan aktif pemuda dalam forum-forum strategis, termasuk Mubes kali ini. Mereka datang dengan harapan, bukan hanya untuk dilibatkan, tapi untuk diarahkan dan diberdayakan.
Dengan figur pemimpin seperti Irwanuddin yang memahami nilai lokal dan memiliki jaringan nasional, pemuda Tolaki kini percaya bahwa organisasi ini bisa menjadi wadah pembinaan, jaringan sosial, dan pusat gagasan kemajuan.
Dari Leluhur, Menuju Masa Depan
Dengan bekal pendidikan dari Universitas Hasanuddin (S1, S2, S3 Hukum), serta pelatihan di Bangkok dan Hongkong, Irwan adalah contoh nyata bagaimana tradisi dan modernitas bisa berjalan seiring. Ia hadir bukan hanya untuk memimpin, tapi untuk menyambung yang lama dan menyiapkan yang baru.
Di tangan pemimpin yang tahu akar, KKTS bukan hanya akan bertahan, tapi juga berkembang dan bersinar.
Tinggalkan Balasan