Kementan Tingkatkan Kualitas Ekspor melalui SDM Pertanian

ekspor pertanian
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat menghadiri (Online) acara MSPP volume 05 di Ciawi, Bogor (03/02). (Sumber: Humas Kementan)

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) optimis target ekspor pertanian Rp 1.300 triliun pada 2024 bisa dicapai. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini target yang dituangkan dalam program Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (Gratieks) tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian pada 2022 mencapai Rp 658,18 triliun, naik sekitar Rp 41,83 triliun atau 6,79 persen dari tahun 2021 yang sebesar Rp 616,35 triliun. Adapun pada tahun 2020 lalu nilai ekspor pertanian tercatat sebesar Rp 451,5 triliun.

Bacaan Lainnya

Mentan Syahrul mengatakan, perkembangan tersebut merupakan lompatan yang sangat besar jika dibandingkan dengan tahun 2019 dengan sektor pertanian menyumbang Rp 390,16 triliun.

Baca Juga  Tingkatkan Peran Penyuluh sebagai formulator, Kementan Support Sekolah Lapang Pertanian Organik

“Jadi saya berharap Karantina tidak jaga pelabuhan, tapi jagonya mengandalkan ekspor impor yang berpihak pada bangsa. Catat ini,” ujar Mentan.

Selanjutnya Mentan menegaskan jika pihaknya mengharapkan agar unit-unit teknis karantina di daerah bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah masing-masing. Sehingga ini dapat terus mengembangkan komoditas unggulan daerah berstandar ekspor untuk mendukung gerakan Gratieks.

Sementara dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 05  yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor (03/02).

Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan meskipun saat ini kita berada pada dalam krisis pangan global kita bersyukur masih dapat berswasembada beras.

Baca Juga  Optimalkan Sekolah Lapang, Kementan Ajak Petani Jawa Tengah Terapkan Genta Organik

“Dalam antisipasi pangan global kita harus diversifikasi pangan lokal dan genjot produktivitas ekspor untuk komoditas pertanian”, ujar Dedi Nursyamsi.

Saat ini kita tidak boleh menjual bahan mentah akan tetapi juga olahannya. Ekspor tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi terkait harga diri dan gengsi suatu negara, disaat yang sama kalau kita mampu mengeksport komoditas pertanian akan berdampak pada sosial dan ekonomi”, tambah Dedi.

Narasumber MSPP, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengatakan bahwa dukungan dalam akselerasi ekspor diantaranya  meningkatkan volume ekspor melalui kerjasama dan investasi dengan pemda dan stakeholder terkait.

Selain itu ada juga ragam komoditas ekspor dalam bentuk olahan hasil pertanian. Hal ini guna mendorong pertumbuhan eksportir baru melalui  penumbuhan agropreneur, menambah mitra dagang luar negeri melalui kerjasama bilateral atau multilateral dan peningkatan layanan serta kemudahan ekspor, ujar Bambang.

Baca Juga  Tanam dan Panen Padi di Gowa, Mentan Amran Tegaskan Modernisasi Kunci Peningkatan Produksi

Bambang menekankan jika peran Barantan dalam akselerasi ekspor memiliki konsep cukupi produk dalam negeri, selebihnya ekspor.

Selanjutnya langkah-langkan operasional yang dilakukan Barantan dalam pencapaian Program Gratieks tahun 2020 – 2024  adalah fasilitasi pemenuhan persyaratan teknis, layanan cepat karantina, kampanye publik milenial, perluasan akses negara mitra, sinergisitas program.

Kami sangat mendukung terhadap eksportir petani milenial. Diantaranya dengan mendorong tumbuhnya minat serta akses informasi kepada eksportir atau pelaku usaha agribisnis baru dari kalangan muda atau kaum milenial. Semuanya itu melalui Bimtek, Klinik Ekspor, Fasilitasi Koordinasi dan i-Mace, imbuhnya. (HV/NF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 Komentar