GOWA – Dalam rangka memonitoring alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa penerima manfaat Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) PPIU Sulawesi Selatan, ketua AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia), Catur Sugiarto berkunjung ke Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa pada Senin (06/11/2023).
Sebelumnya, dilaksanakan kegiatan Bootcamp dalam rangka seleksi calon tenant Inkubator Bisnis Teknologi yang diikuti oleh 10 orang alumni Polbangtan Gowa, 3 diantaranya dinyatakan lulus seleksi untuk mendapatkan dana inkubator bisnis tersebut.
Pelaksanaan inkubasi ini merupakan kegiatan pendampingan yang diberikan kepada calon perusahaan pemula berbasis teknologi (startup teknologi) khususnya bidang pertanian. Melalui kegiatan IBT ini diharapkan banyak lahir pengusaha baru bidang pertanian yang pada akhirnya mendorong perkembangan ekonomi Indonesia.
Melalui IBT para entrepreneur muda tersebut dilatih secara teknis bagaimana menyusun konsep usaha matang bidang pertanian dalam mengembangkan bisnisnya.
Didirikannya IBT diharapkan menjadi stimulus usaha para mahasiswa maupun alumni Polbangtan Gowa menjadi entrepreneur muda bidang pertanian yang profesional. Namun lebih jauh, mulai tahun 2024 nanti IBT Polbangtan Gowa akan terbuka bukan hanya untuk alumni akan tetapi juga bagi Masyarakat umum secara lebih luas.
Program tersebut merupakan upaya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan dalam menyiapkan SDM pertanian yang unggul.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan tentang kualitas SDM Pertanian yang unggul, sebab dengan begitu dapat memacu target produksi dan produktivitas yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ekspor.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa fokus BPPSDMP, menyiapkan sumber daya manusia pertanian sebagai pelaku pembangunan pertanian.
“Salah satu fokus BPPSDMP adalah mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur.” papar Dedi.
Dedi menekankan pentingnya SDM dalam pembangunan pertanian, terlebih pertanian terbukti berhasil menjadi penyangga perekonomian negara. Sehingga, perlu menyiapkan SDM pertanian dimulai sejak di bangku kuliah.
Ketua AIBI, Catur Sugiarto mengapresiasi keberadaan Program inkubator di Polbangtan Gowa.
“IBT dan tenant yang dirintis dari inkubaotr ini akan berkembang lebih cepat, tidak mati, dan bisa diterima oleh pasar dengan baik. Program-program ini didukung oleh pendanaan dari Program YESS dan dukungan dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia dan harapannya kelibatan inkubator-inkubator tidak hanya di Polbangtan, tetapi diseluruh Indonesia. Tidak hanya mendukung peningkatan dan pengembangan start up bidang pertanian agar bisa berkembang lebih baik lagi”.
Pada saat monitoring, turut hadir Prof. Mardiana E. Fachry yang merupakan Koordinator AIBI Indonesia Timur mengatakan bahwa IBT adalah media sebagai tempat untuk mendapatkan calon-calon enterpreneur.
“Inkubator adalah media sebagai tempat untuk melakukan inkubasi bagi mahasiswa-mahasiswa, kita mengembagkan kewirausahaan untuk mendapatkan calon-calon enterpreneur ke depan. Jadi kampus ini menjadi tempat untuk pembinaan dengan model inkubasi, sehingga faktor itu dibutuhkan karena inkubator memliki fungsi. Salah satunya adalah bagaimana kita meningkatakan kapasitas dan kemamampuan yang kita sebut tenant calon wirausaha ini. Baik dari kemampuan SDM-nya, manajerialnya, produksinya sampai bahkan pemasaran”.
“Jadi Inkubasi adalah suatu proses atau bisnis pemula yang memiliki prototipe yang mendukung kurikulum yang ada. Terutama di Polbangtan ini arahnya enterpreneurship yakni menghasilkan produksi. Kalau disini fokus ke pertanian dan peternakan jadi bagaimana produk itu dapat dikembangkan dengan catatan memilki inivonasi. Produk yang dihasilkan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pasar, sehingga dengan adanya inkubator ini menjadi media bagi alumni untuk memudahkan jalannya fungsi inkubasi itu” tambah Prof Mardiana.
Memonitoring dan evaluasi kegiatan Inkubator Bisnis Teknologi di Polbangtan Gowa memonev 3 tenant yakni produk coklat bubuk, produk selada hidroponik, dan penggemukan sapi. Ke 3 tenant ini merupakan alumni dari Polbangtan gowa yang mendapatkan dana inkubasi dari porgram YESS sebesar 65jt per tenant dari 20 alumni yang sebelumnya diseleksi.
Elfira salah satu alumni penerima manfaat, dengan produk usaha coklat bubuk y sudah berjalan 3 tahun ini mengolah produknya di TEFA dan memasukkannya ke toko tani
“Dari 10 calon, 3 orang yang terpilih, saya termasuk didalamnya. Produksinya di TEFA dalam kampus dan dijual di toko tani Polbangtan juga dipasarkan di luar”.
Muhammad Faiz alumni Polbangtan Gowa yang juga mendapatkan dana inkubasi dengan produk selada hidroponik mengatakan ada perbedaan yang dia rasakan dari segi pemasaran sebelum dan sesudah menerima dana inkubasi tersebut.
“Perbedaan yang saya rasakan sesudah menerima IBT yakni dari segi pemasaran karena pendanaan yang besar ini sehingga produksi juga bertambah. Di Polbangtan Gowa saya membuat green house baru dan berencana melakukan penanaman baru”.
“IBT mendapmpingi kami untuk membuat legalitas usaha jadi usaha kami aman untuk memasarkan dan tidak ada kesamaan nama merek dengan usaha lain” ucap Faiz yang ditemui saat monev.
Tinggalkan Balasan