“Para pengamat politik akan mendapat banyak order dari media pada waktu tertentu. Seperti sekarang ini, saat tahun pemilu. Banyak sekali pengamat yang diundang di berbagai media. Dari situ dapat diukur mana yang berbobot mana yang tidak. Ukuran bobot pengamat dilihat dari penguasaan materi dan ilmiah,” ungkapnya.

Ia juga menuturkan bahwa tentu sangat beda pengamat politik dengan konsultan politik. Konsultan itu dibayar oleh client-nya. Dia wajib berpihak dan mensukseskan client-nya, karenanya konsultan politik adalah tim sukses.

“Perbedaan ini belum begitu menonjol karena banyak sekali pengamat sesungguhnya adalah konsultan politik atau sebaliknya, termasuk banyak dosen juga, padahal PNS tetapi jadi tim sukses diam-diam banyak kandidat,” pungkasnya.(Red)