suarakarsa.com – Dugaan peredaran Pertalite oplosan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menimbulkan dampak besar bagi para pengemudi ojek online (Ojol).
Ketua Asosiasi Ojek Online Kendari (Asoka), Safaruddin, meminta Pertamina untuk bertanggung jawab atas insiden ini karena telah menyebabkan kerusakan pada kendaraan mereka, sehingga mereka tidak bisa mencari nafkah.
“Kami sederhana saja, Pertamina mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada masyarakat. Bukannya malah mencari-cari pembenaran. Seperti tadi (Rabu) siang, mereka katanya ambil sampel dan nyatakan kalau semuanya sesuai. Tapi yang diambil itu di pengisian hari Rabu ini, bukan sebelumnya yang bermasalah,” ujar Safaruddin, dikutip dari Kompas.id, Kamis (6/3/2025).
Sejak Selasa (4/3/2025) malam, ratusan pengemudi ojol telah melapor ke polisi, menuntut pengusutan atas dugaan bahan bakar oplosan ini.
Enam pengemudi secara resmi telah mengajukan laporan kepada pihak kepolisian, mengingat dampak besar yang dirasakan oleh mereka dan masyarakat luas.
Safaruddin juga mengungkapkan bahwa pihak Pertamina hingga kini belum mengakui adanya distribusi Pertalite dengan kualitas buruk, meskipun banyak pengendara mengalami masalah serupa.
“Kami juga baru diajak bertemu dengan Pertamina, tapi mereka tidak mau mengakui jika ada penyebaran Pertalite yang keruh dan berbau menyengat seperti tiner. Malah mutar-mutar saja jawabannya,” katanya.
Lebih dari 200 pengemudi ojol di komunitas Asoka terdampak akibat dugaan Pertalite oplosan ini. Motor yang sudah telanjur diisi bahan bakar tersebut harus dikuras dan diperbaiki di bengkel. Rata-rata, setiap pengemudi harus mengeluarkan biaya Rp 50.000 untuk perbaikan kendaraan mereka.
Selain biaya tambahan untuk perbaikan, pengemudi ojol juga mengalami kerugian pendapatan karena tidak bisa beroperasi selama dua hari terakhir.
Safaruddin menyebutkan bahwa kejadian ini mulai dirasakan oleh masyarakat sejak Senin (3/3/2025) dan semakin meluas pada hari berikutnya.
Menurut laporan para pengemudi, gejala yang terjadi pada motor mereka hampir seragam, di antaranya:
- Mesin ngadat
- Motor mogok mendadak
- Kinerja mesin menjadi tidak normal
Keluhan yang sama juga dialami oleh Upink, seorang pengemudi ojol lain yang terkena dampaknya. Ia berharap pihak berwenang segera melakukan investigasi menyeluruh dan memberikan solusi atas kejadian ini.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian dan menunggu klarifikasi lebih lanjut dari Pertamina terkait dugaan distribusi bahan bakar yang tidak sesuai standar.
Tinggalkan Balasan