suarakarsa.com – Nasib berbeda kini dialami Guru Supriyani dan Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, setelah proses damai dengan Aipda WH batal. Supriyani yang mengajar di SDN 4 Baito mendapatkan dukungan penuh dari murid-muridnya dan kembali beraktivitas di sekolah. Sementara itu, Bupati Surunuddin justru menghadapi pemanggilan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait somasi yang dilayangkannya kepada Supriyani.
Guru Supriyani Banjir Dukungan
Setelah kembali ke SDN 4 Baito, Supriyani disambut hangat oleh para siswanya. Bahkan, murid-murid menulis surat untuk menunjukkan dukungan mereka. “Sangat terharu, antusias anak-anak luar biasa,” ujar Supriyani. Ia mengungkapkan pesan kepada para siswanya agar menantikan kehadirannya kembali sebagai pengajar di SDN 4 Baito.
Bupati Surunuddin Dipanggil Kemendagri
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menyatakan bahwa Bupati Surunuddin akan dipanggil untuk dimintai keterangan terkait somasi yang dilayangkan kepada Supriyani setelah guru honorer itu mencabut perjanjian damai dengan keluarga Aipda WH. Menurut Surunuddin, somasi tersebut dikeluarkan karena ia merasa perjanjian damai dilakukan tanpa tekanan. Namun, Supriyani mengaku menandatangani surat itu dalam kondisi tertekan dan akhirnya mencabut persetujuan.
Kemendagri akan mengoordinasikan pemanggilan ini dengan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, untuk mendapatkan penjelasan lengkap dari pihak Pemkab Konawe Selatan terkait alasan somasi tersebut.
PGRI Sulawesi Tenggara Kritik Somasi Surunuddin
Keputusan Surunuddin untuk melayangkan somasi terhadap Supriyani mendapat kritik dari PGRI Sulawesi Tenggara. Ketua PGRI Sultra, Abdul Halim Momo, menyebut somasi ini sebagai tindakan yang tidak perlu dan preseden buruk bagi pemerintah daerah, terutama terhadap guru honorer yang telah mengabdi belasan tahun. Halim menilai, seharusnya pemerintah lebih bijak dengan memaafkan Supriyani daripada mengambil langkah hukum.
Sementara kasus ini masih berlanjut, dukungan dari para siswa dan masyarakat terus mengalir untuk Supriyani, yang kini menghadapi situasi sulit di tengah tuntutan hukum.
2 Komentar