Bijaknya SBY Kala Diprotes Ada Foto Moeldoko di Museum Galeri SBY – ANI

JAKARTA – Para elite Partai Demokrat memprotes munculnya foto Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di sudut Museum dan Galeri Seni SBY – ANI di Pacitan, Jawa Timur kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. SBY lantas menjawab dengan tenang keluhan para Kader Demokrat.

Cerita soal reaksi mantan Presiden ini diungkap oleh Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Lewat laman Instagramnya, seperti dilihat detikcom pada Kamis (22/6), Jansen menceritakan momen para kader PD langsung menyampaikan ketidaksetujuan mereka terkait foto Moeldoko kepada SBY.

Bacaan Lainnya
Baca Juga  Datangi KPK, GARDA Desak Tersangkakan Bupati Bursel Safitri Malik

“Di Museum Pak SBY di Pacitan, di dindingnya terpasang banyak foto. Ketika kemarin jalan-jalan di dalamnya di salah satu sudutnya kami kaget. Karena melihat di salah satu dinding terpasang foto ada wajah Moeldoko (salah satunya foto di bawah) sontak saya dan beberapa teman tidak terima,” kata Jansen dalam unggahannya. Ia mengizinkan unggahannya ini untuk dikutip.

Jansen dan jajaran kader Demokrat yang lain kemudian berbicara ke pendiri Partai Demokrat itu perihal foto itu. Mereka tak terima lantaran Moeldoko kini berusaha mengambil alih Partai Demokrat dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).

“Sorenya ketika jumpa Pak SBY dengan berapi-api kami ngomong ‘Pak mohon izin kenapa foto yang ada wajah Moeldoko itu tidak diturunkan saja, diganti dengan yang lain biar wajahnya tidak ada di museum ini, pengkhianat dia itu Pak dan seterusnya’,” kata Jansen.

Baca Juga  Saksi Ahli Sebut David Alami Kekacauan Motorik

SBY pun membalas pernyataan itu dengan tenang, menyebut Moeldoko bagian dari sejarah di pemerintahannya. Jansen mengungkapkan SBY bercerita kala dirinya mengangkat Moeldoko sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan Panglima.

“Beliau kemudian menjawab kami dengan tenang lebih kurang ‘Sudah nggak apa-apa kan memang dia bagian dari pemerintahan saya. Saya yang mengangkatnya jadi KASAD dan Panglima. Ini kan museum terkait sejarah perjalanan pemerintahan itu, kan tidak mungkin saja dia sama sekali tidak ada di museum ini,” ujar Jansen menirukan ucapan SBY.

“Sejarah itu ya tetap sejarah tidak boleh kita hapuskan apapun kondisinya. Biarlah yang dia lakukan sekarang menerima balasnya sendiri nanti. Termasuk tentu yang dia lakukan sekarang ini sejarah yang juga harus kalian ingat selaku kaderkan dan seterusnya,” sambungnya.(SW)

Baca Juga  Raffi Ahmad Bantah Terseret Kasus Pencucian Uang

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar