suarakarsa.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan pembangunan kembali sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dapat mulai dilaksanakan pada Februari 2026. Saat ini, pemerintah masih merampungkan pendataan menyeluruh terhadap satuan pendidikan terdampak, termasuk tingkat kerusakan bangunan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa proses pengumpulan data hampir rampung dan menjadi dasar perencanaan pembangunan maupun perbaikan fasilitas pendidikan di wilayah terdampak bencana.
“Setelah data lengkap, kami harapkan awal Februari 2026 proses pembangunan dan rehabilitasi sekolah sudah bisa berjalan,” ujar Abdul Mu’ti dalam podcast bersama Antara, Sabtu (13/12/2025).
Sambil menunggu pembangunan fisik, Kemendikdasmen telah menyiapkan pola pembelajaran darurat agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung. Skema tersebut disusun berdasarkan tingkat kerusakan sekolah akibat bencana.
Untuk sekolah dengan kerusakan ringan hingga sedang, di mana masih terdapat ruang kelas yang layak digunakan, diterapkan pembelajaran darurat selama maksimal tiga bulan. Dalam kondisi ini, siswa akan mengikuti sistem belajar bergiliran atau shift sembari proses perbaikan dilakukan.
Sementara itu, sekolah dengan kerusakan lebih parah akan menjalani masa pembelajaran darurat selama tiga hingga 12 bulan. Adapun bagi sekolah yang bangunannya rusak berat atau roboh total, Kemendikdasmen memperkirakan masa pembelajaran darurat dapat berlangsung hingga tiga tahun.
Abdul Mu’ti menjelaskan, pembangunan kembali sekolah yang hancur sepenuhnya membutuhkan waktu lebih panjang, terutama apabila lokasi lama dinilai tidak lagi aman dan harus direlokasi.
“Kalau bangunan sudah roboh total, prosesnya bukan sekadar membangun ulang. Ada juga yang harus pindah lokasi, dan itu membutuhkan waktu untuk penyiapan lahan,” jelasnya.
Pemerintah berharap langkah ini dapat memastikan hak siswa untuk mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi, meski berada di tengah situasi pascabencana, sekaligus mempercepat pemulihan sektor pendidikan di daerah terdampak.


Tinggalkan Balasan