JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas. Salahsatunya dengan cara menggunakan varietas unggul, memperluas penggunaan pupuk organik dan melakukan pemupukan secara berimbang. Langkah ini penting dilakukan untuk menghasilkan produksi pertanian yang berkualitas.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.
“Jangan hanya gunakan pupuk kimia, tetapi lebih banyak pupuk organik. Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi kan? dan beberapa varietas membutuhkannya, tetapi kita dahului dengan memberi makan dengan nutrisi dengan organik,” ujar Mentan Syahrul.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) belum lama ini telah meluncurkan Program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) sebagai solusi untuk permasalahan pertanian.
Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa Genta Organik merupakan sebuah solusi untuk permasalahan pupuk mahal yang diluncurkan dengan tujuan menyuburkan tanah.
Selain juga untuk meningkatkan produksi pertanian, mengurangi penggunaan pupuk anorganik tentunya juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pada akhirnya akan mendukung terwujudnya Swasembada Pangan Nasional dan Kedaulatan Pangan Nasional, ujar Kabadan Dedi.
Dedi menjelaskan jika Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik. Boleh menggunakan pupuk kimia, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.
Baru-baru ini BPPSDMP melalui Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) telah melakukan Sosialisasi Monitoring dan Aplikasi Sisfo Genta Organik secara online di AOR Pusluhtan dengan peserta adalah seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup BPPSDMP (15/02).
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya selaku Ketua Pelaksana Genta Organik menjelaskan bahwa pelaksanaan Genta Organik dilakukan di 1.020 titik (demplot) yang tersebar di 33 provinsi dengan fokus materi terkait pembuatan pupuk organik, pembuatan pupuk hayati dengan menggunakan mikroorganisme lokal (MOL), pembuatan pembenah tanah Biochar dengan memanfaatkan sekam padi, serta pembuatan pestisida alami.
Bustanul mengajak UPT lingkup BPPSDMP untuk dapat berkoordinasi dengan baik demi kelancaran pelaksanaan Genta Organik melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL) Pertanian Organik.
Agar program pengawalan dan pendampingan ini berjalan dengan baik, perlu adanya koordinasi antara Pusat dengan penyelenggara dan pelaksana SL. Dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota serta Kecamatan atau BPP”, ujar Bustanul.
Sebagai informasi, SL Pertanian Organik dilaksanakan sebagai wadah bagi para penyuluh untuk melakukan transfer inovasi dan teknologi pembuatan pupuk organik kepada petani. Diharapkan wilayah atau tempat pelaksanaan SL dapat secara masif mengimplementasikan dan memanfaatkan pupuk organik melalui penyuluh yang ada di lapangan.
Bustanul menambahkan, untuk mempermudah proses pengawalan dan pendampingan yang dilakukan, maka Pusluhtan telah mengembangkan sebuah sistem informasi yang diberi nama Sisfo Genta Organik.
Sisfo Genta Organik memiliki beberapa menu yang harus diisi dan dilengkapi, yaitu koordinasi, wilayah, sekolah lapang, poktan sekolah lapang, peserta sekolah lapang, laboratorium lapang (poktan), penerapan SL (Peserta) dan Farm Field Day (FFD), jelas Bustanul.
Bustanul sangat berharap jika kegiatan ini dapat meningkatkan harmoni dan konsolidasi antara kita semua dalam pengawalan dan pendampingan Genta Organik. (IM/NF)
1 Komentar