KKP Bakal Bangun Tambak Udang Modern Senilai Rp 7,5 T

JAKARTA – Pemerintah akan membangun tambak budidaya udang modern atau modeling budidaya terintegrasi hulu dan hilir (Integrated Shrimp Farming) di Desa Palakahembi Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembangunan ditargetkan mulai 2024 hingga 2027, dengan anggaran mencapai US$ 500 juta atau lebih kurang Rp 7,5 triliun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah melakukan kesepakatan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Waktu Trenggono menyampaikan pembangunan tambak ini di Sumba Timur dilakukan guna menumbuhkan ekonomi di luar Jawa.

“Modeling budidaya udang terintegrasi akan kita bangun di Sumba Timur NTT guna menumbuhkan ekonomi dan terdistribusi ke wilayah Indonesia Timur, tidak hanya di Jawa saja,” kata Trenggono, dalam keterangannya, dikutip Kamis (8/2/2024).

Pemerintah pusat dan daerah Sumba Timur telah meneken perjanjian kerja sama pinjam pakai barang milik daerah Kabupaten Sumba Timur dan Nota Kesepakatan antara Dirjen Perikanan Budi Daya dengan Bupati Sumba Timur yang dilakukan di Gedung KKP, Selasa (6/2/2024) kemarin.

Trenggono menyampaikan pembangunan modeling tambak udang modern dan ramah lingkungan tersebut akan dibangun di lahan yang tidak termanfaatkan menjadi lahan yang produktif, guna meningkatkan produksi nasional dan penyerapan tenaga kerja, serta memberikan multiplier effect bagi masyarakat lokal.

Baca Juga  Pentingnya Hilirisasi SDA untuk Indonesia Maju

“Saya mohon dukungan dari semua Kementerian/Lembaga, karena dengan akan hadirnya pertumbuhan ekonomi baru di sana dan menjelaskan manfaat dari program ini kepada masyarakat. Tentu akan membutuhkan perumahan, listrik, air bersih, pelabuhan dan sebagainya,” tambahnya.

Perjanjian pinjam pakai barang milik daerah tersebut yaitu berupa lahan tandus di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur sebesar 2.085 Hektare. Rencananya lahan tersebut akan dibangun Budi Daya Udang Terintegrasi yang akan dimulai dari tahun 2024 hingga 2027.

Kondisi lahan yang akan dibangun merupakan lahan kosong, terbuka dan berbatu, serta tidak termanfaatkan. Sementara kondisi rencana lokasi intake merupakan perairan terbuka dan tidak ada vegetasi mangrove.

Trenggono berharap pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi skala besar di Sumba Timur nantinya dapat berjalan lancar, transparan dan penyelesaiannya sesuai rencana.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat Sumba Timur, mudah-mudahan ikhtiar bersama ini dapat menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen udang terbesar di dunia di masa mendatang,” harap Trenggono.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur dimulai dari tahun 2024 hingga 2027, dengan anggaran mencapai US$ 500 juta atau lebih kurang Rp 7,5 triliun.

Baca Juga  Tips Wawancara Kerja Agar Sukses Hadapi HRD

“Modeling tambak udang ini dibangun dengan menerapkan Good Aquaculture Practices dari hulu sampai dengan hilir dalam satu pengelolaan, dimana pada setiap proses yang dilakukan akan menerapkan prinsip eco-efficiency dan mengedepankan pelestarian sumberdaya alam, pengendalian dampak kerusakan lingkungan hidup, serta melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor utama pertumbuhan ekonomi,” papar TB Haeru

TB Haeru juga menyampaikan melalui pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur ini nantinya akan terdistribusi nilai ekonomi sekitar kurang lebih 3,4 triliun per tahun, dan mampu menyerap tenaga kerja lokal sekitar 4.730 orang untuk kebutuhan di hulu hingga hilir.

“Melalui pembangunan modeling tambak udang modern ini juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat lokal, serta diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional,” tandas Dirjen Tebe.

Pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi Integrated Shrimp Farming akan terbagi menjadi 3 (tiga) Zona yaitu: a) Zona Hulu (hatchery dan pabrik pakan); b) Zona Onfarm (saluran intake, tandon utama, tandon kluster, petak pemeliharaan, saluran outlet, IPAL Kluster dan vegetasi); c) Zona hilir (coldstorage, pabrik es, dan pabrik Styrofoam).

Hal senada disampaikan oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, menyampaikan sebuah kehormatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah Sumba Timur, terpilihnya Kabupaten Sumba Timur sebagai tempat pelaksanaannya program modeling tambak udang modern dan ramah lingkungan, serta terintegrasi hulu dan hilir.

Baca Juga  Rektor UP Dinonaktifkan Buntut Kasus Pelecehan Seksual

“Saya berharap dengan adanya program ini sebagai semangat awal kebersamaan masyarakat Sumba Timur dalam mendapatkan manfaat dari pembangunan tambak udang ini nantinya khususnya dalam penyerapan tenaga kerja,”ungkap Bupati Khristofel.

Khristofel menyampaikan terima kasih kepada KKP yang telah memberikan kesempatan kepada ratusan anak-anak Sumba Timur untuk menimba ilmu di Politeknik Kelautan dan Perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Semoga anak-anak Sumba Timur yang diberi kesempatan menimba ilmu tersebut nantinya bisa menjadi tenaga ahli dalam mendukung program pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur,” tandasnya.

Sebelumnya, KKP juga telah membangun tambak budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah. Tambak udang modern terbesar di Indonesia ini telah dibangun seluas 60 hektar dan akan bertambah lagi 40 hektare (ha).

Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan proyek tambak budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah telah menghabiskan dana sebanyak Rp 175 miliar. Menjadi tambak yang terbesar, luasan yang saat ini sudah terbangun mencapai 60 hektar berisi 149 petak tambak.(SW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar