“Dulu tak seorang pun dari lingkungan keluarga yang mendukung keputusan saya untuk terjun di bisnis produk hasil pertanian. Apalagi pada saat itu saya baru saja menyelesaikan pendidikan D3 kebidanan. Orang tua menginginkan saya menjadi bidan yang berdinas di rumah sakit maupun puskesmas” kenang Sarlinda.
Manis hasil usahanya tentu tidak semulus yang kita lihat saat ini. Pahit getir saat memulai usaha telah banyak menempa mental kuatnya. “Pernah dalam sehari omzet kami hanya 25 ribu jualan seharian dari pagi sampai sore. Pernah juga mengantar pesanan customer sampai di tabrak sama mobil pengantar galon” tuturnya.
Satu diantara pengalaman pahit yang pernah dialami lagi misalnya pernah uangnya tersisa hanya 20 ribu di kantong. Uangnya digunakan untuk belanja bahan yang akan dipakai besok nya untuk jualan.
1 Komentar