Pemanfaatan Biosaka dalam praktek budidaya tanaman harus selalu didasarkan pada status hara tanah dan kebutuhan minimal tumbuhan akan unsur hara. Oleh karena itu, pemberian Biosaka tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus diimbangi dengan pemberian pupuk organik dan/atau pupuk anorganik, agar keberlanjutan ketersediaan hara di dalam tanah selalu terjaga.
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) sampai saat ini juga belum merekomendasikan pemanfaatan Biosaka sebelum ada hasil penelitian/uji/kajian dengan standar ilmiah lingkup ilmu-ilmu tanah-tanaman-lingkungan yang valid. Uji multi-lokasi sangat diperlukan dalam membuat rumusan, mengingat Indonesia mempunyai keragaman tanah dan lingkungan yang cukup besar.
Biosaka mungkin dapat memberi efek psikologis ke petani ketika harus menurunkan dosis pupuk kebiasaan yang berlebihan ke dosis rekomendasi, sehingga petani akan merasa aman untuk menerapkan dosis pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman ketika dibarengi dengan aplikasi biosaka.
Tinggalkan Balasan