“Jadi PKB ini ingin memperjuangkan, ya, mendulang suara tetapi bawa nama NU. Padahal, warga NU itu sudah cerdas dong. Bahwa Ketua Umum (PBNU Yahya Cholil Staquf) menyampaikan itu tidak boleh memakai politik identitas. Nah, kami sangat menolak politik identitas,” ujarnya.
Menurutnya, apa yang terjadi di Kota Probolinggo merupakan salah satu bentuk upaya menggunakan politik identitas untuk mendongkrak elektabilitas.
“Politik identitas itu termasuk membawa simbol NU, bendera NU, organisasi NU. Seperti itu. Nah, makanya dia akan merugikan diri sendiri. Saya menilai, PKB ini khawatir dengan perolehan suaranya pada yang akan datang. Nggak percaya diri, toh?” Tegasnya.
Suleman mengakui bahwa apa yang terjadi pada Musra Kota Probolinggo tidak termasuk dalam kategori mencatut nama NU untuk deklarasi dukungan kepada bakal capres tertentu. Sebab, acara tersebut memang tidak secara organisasi atau tidak secara struktural ormas NU.
Tinggalkan Balasan