“Program SIMURP diharapkan tetap fokus pada kegiatan pertanian ramah lingkungan dengan memaksimalkan kegiatan penyuluhan pertanian”, tegas Kabadan lagi.

Kabupaten Demak sebagai lokasi penerima manfaat program SIMURP telah merasakan manfaatnya. Deni H., Penyuluh Pertanian BPP Wonosalam mengatakan bahwa program SIMURP menjadi oase atas kebutuhan petani saat ini. Petani sebagai pelaku utama membutuhkan wadah untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi. Program SIMURP dengan paket penerapan teknologi CSA menjadi jawabannya.

Ada tujuh paket teknologi yang diterapkan, ujar Deni. Diantaranya adalah  Penentuan waktu tanam berdasar kalender tanam; Penggunaan bahan organik atau membuat pupuk organik/MOL; Penggunaan perangkat uji tanah sawah untuk menentukan dosis pupuk dasar  (pupuk P) serta N dan K; Penggunaan bibit unggul, rendah emisi dan bermutu (melakukan uji benih); Penggunaan bibit usia muda tanam jajar legowo dengan 2-3 bibit atau lubang pada kondisi macak-macak;  Penerapan Pengendalian OPT Terpadu untuk preventif; Kegiatan pengukuran emisi di lapang; dan Teknologi irigasi intermittent dan alternate wet and drying (AWD) di lahan padi sawah