suarakarsa.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dipastikan akan menghadirkan situasi unik pada periode 2024-2029, yaitu adanya pasangan tunggal. La Ode Darwin dan Ali Basa telah resmi menjadi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Muna Barat yang akan melawan kotak kosong pada Pilkada mendatang.
Kepastian ini diumumkan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muna Barat menerima dan memverifikasi berkas persyaratan pendaftaran La Ode Darwin dan Ali Basa, yang dinyatakan lengkap. Sebelumnya, KPU Mubar membuka perpanjangan masa pendaftaran hingga Rabu malam (4/9/2024).
Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) 10/2024 yang merupakan perubahan dari PKPU 8/2024 dan Keputusan KPU 1229/2024 Bab X Huruf C, hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar. Hingga akhir periode pendaftaran, tidak ada partai pengusung atau pasangan calon lain yang mendaftar ke KPU Mubar.
Ketua KPU Muna Barat, La Tajudin, menutup masa pendaftaran tepat waktu pada pukul 23.59 WITA, Rabu (4/9/2024). Dengan penutupan ini, La Ode Darwin dan Ali Basa akan melawan kotak kosong dalam Pilkada mendatang.
La Ode Darwin dan Ali Basa telah mendapatkan dukungan dari semua partai politik yang memiliki suara sah berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) Mubar 2024. Partai-partai pengusung mereka meliputi:
- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 12.311 suara (5 kursi DPRD).
- Partai Golkar dengan 7.939 suara (3 kursi DPRD).
- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 7.751 suara (3 kursi DPRD).
- Partai Nasdem dengan 6.204 suara (3 kursi DPRD).
- Partai Demokrat dengan 4.961 suara (3 kursi DPRD).
- Partai Gerindra dengan 2.756 suara (1 kursi DPRD).
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 2.985 suara (1 kursi DPRD).
- Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 1.621 suara (1 kursi DPRD).
Selain itu, terdapat dua partai politik non-kursi DPRD:
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 1.885 suara.
- Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 996 suara.
Dengan hasil ini, Pilkada Muna Barat akan berlangsung dengan satu pasangan calon yang dihadapkan pada kotak kosong, menawarkan skenario politik yang jarang terjadi di pemilihan kepala daerah.