Selain itu, keuntungan lain yang diperoleh adalah meningkatkan produksi tanaman hingga 20 persen, menurunkan penggunaan air sebesar 30 persen, mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia sebanyak 50 persen, mengurangi penggunaan pupuk, dan pestisida sejumlah 10 persen.

Adalah Muhammad Adimas Wibisana, petani milenial kabupaten Subang yang sukses mengembangkan pertanian dengan Technology Smart Farming.

Secara umum, Adimas menjelaskan, sistem berkebun dengan Technology Smart Farming dan Green House ini akan memangkas anggaran, tenaga perawatan dan hasil panen lebih bagus.

“Misalnya pengairan dan pemupukan sudah bisa otomatis, jadi kita gak perlu repot. Kita tinggal setting waktunya jam berapa, kepekatan pupuknya berapa, kita tinggal setting. Kita kendalikan dengan aplikasi dari gadget,” kata Adimas.