Usai akad nikah, acara kemudian dilanjutkan sekira pukul 10.00 wib dengan prosesi Adat Jawa, yaitu ‘Upacara Panggih Temanten’ yang merupakan upacara pertemuan antara pengantin putra dan pengantin putri.

Kedua penganten dan petugas pengiring serta pembawa kembar mayang berpakaian tradisional Jawa, lengkap dengan blangkon dan iringan Gending Jawa “Kebo Giro”.

Pada acara ini dilakukan tahapan penyembahan atau pemberian hormat mempelai wanita kepada mempelai pria, pembasuhan kaki dan pemecahan telur ke kaki sang suami. Selanjutnya, pasangan yang baru saja menikah pagi itu “digendong” oleh ayah pengantin pria (Wilson Lalengke – red) dibawa menuju ke pelaminan.

Ba’da zuhur, acara dilanjutkan dengan prosesi adat Palembang. Kedua mempelai dan para pengiring berganti kostum sesuai pakaian adat masyarakat Palembang.