suarakarsa.com – Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Konawe berinisial AMZ, nyaris mengalami kelumpuhan setelah diduga menjadi korban bullying oleh teman sekelasnya. Insiden ini terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung di ruang kelas.

AMZ, siswi kelas 7.3, kini tidak lagi bisa bersekolah lantaran mengalami gangguan pada bagian tulang belakang usai terjatuh. Ia diduga terjatuh karena kursi yang hendak didudukinya ditarik oleh teman sekelasnya, hingga menyebabkan ia jatuh terduduk dengan keras ke lantai.

Ayah AMZ, Sugiarto, menyampaikan bahwa peristiwa nahas tersebut terjadi pada Rabu, 15 Oktober 2025, sekitar pukul 10.00 WITA.

“Ada temannya yang tarik kursinya saat mau duduk, sehingga dia jatuh terduduk di lantai. Sampai sekarang dia belum bisa jalan, sudah dua kali saya bawa ke tempat urut,” ujar Sugiarto dengan nada penuh kekhawatiran, Kamis (16/10).

Akibat kejadian itu, kondisi fisik AMZ kian memburuk. Ia belum bisa berdiri maupun berjalan hingga hari ini. Dugaan sementara, tulang ekor AMZ mengalami benturan keras, yang sangat berisiko menyebabkan kelumpuhan atau cacat permanen.

Sugiarto mengaku telah berusaha meminta klarifikasi dari pihak sekolah melalui wali kelas. Namun, ia justru menilai bahwa sekolah tidak menunjukkan itikad baik untuk menangani kasus ini secara transparan.

“Setahu saya, semua ruangan di sekolah termasuk kelas ada CCTV. Tapi anehnya, saat kejadian, CCTV di kelas anak saya katanya blur sejak jam 5 subuh. Jadi tidak bisa diperiksa,” ungkapnya kecewa.

Ia menilai pihak sekolah seolah-olah berusaha menutup-nutupi kejadian tersebut dan tidak serius menangani kasus yang menyangkut keselamatan peserta didik.

Karena tidak kunjung mendapatkan kejelasan dan perhatian serius, Sugiarto menyatakan akan melaporkan kasus ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak jika pihak sekolah tidak segera bertanggung jawab dan memberikan penanganan yang layak.

“Kami titipkan anak kami ke sekolah untuk belajar, bukan untuk jadi korban bullying. Kalau tidak ada niat baik dari sekolah, saya akan bawa kasus ini ke Komnas Perlindungan Anak,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala MTsN 1 Konawe, Nyuheri Slamet, enggan memberikan keterangan lebih lanjut dengan alasan sedang mengikuti kegiatan di luar sekolah.

“Waalaikumsalam. Mohon maaf, saya sedang ikut rapat di Pondok Pesantren Amberi, Lambuya. Terima kasih,” balasnya singkat.