“Program CSA dalam proyek Simurp ini telah mendapat apresiasi dari Bank Dunia, pasalnya dengan beberapa kegiatan mampu meningkatkan produksi, produktivitas dan kesejahteraan petani. Bahkan program tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi semua negara dakam menghadapi perubahan iklim dan efek gas rumah kaca (GRK). Diperkirakan dari program CSA ini terjadi pengurangan efek GRK hampir mencapai 30 persen dengan pemanfaatan teknologi intermitten irigasi yakni pengairan bersela kering-basah,”katanya.

Bustanul berharap, setelah Program SIMURP selesai dapat dilanjutkan dan tidak hanya di wilayah SIMURP saja tapi dapat direplikasikan pada wilayah lainnya. Sehingga Provinsi Jabar bisa mempertahankan produksi lumbung pangan nomor 2. Harapan kami, agar program ini terus dilanjutkan biarpun SIMURP akan segera berakhir, baik dari swadaya, Pemda Provinsi maupun Pemda Kabupaten/Kota.