suarakarsa.com — Suasana hangat penuh toleransi menyelimuti Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe saat Dialog Tokoh Lintas Agama Tingkat Kabupaten Konawe Tahun 2025 resmi dibuka oleh Wakil Bupati Konawe, H. Syamsul Ibrahim, SE., M.Si.
Mengusung tema besar “Penguatan Kerukunan Umat dan Moderasi Beragama Menuju Konawe Bersahaja”, acara ini menjadi ruang pertemuan penting bagi para tokoh lintas agama, adat, pemuda, dan elemen masyarakat untuk duduk bersama membahas peran strategis dalam menjaga harmoni sosial di Konawe.
Turut hadir dalam acara ini: Sekda Konawe, unsur Forkopimda, pimpinan OPD, Kepala BNN, Kepala Kantor Kemenag, Ketua FKUB, MUI Konawe, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, majelis taklim, serta berbagai perwakilan masyarakat yang memiliki komitmen kuat terhadap kerukunan.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah fondasi utama dalam membangun persatuan dan kedamaian di tengah keberagaman.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh pengurus dan anggota FKUB, para tokoh agama, adat, serta masyarakat Konawe yang selama ini aktif menjaga semangat toleransi dan kebersamaan,” ujar beliau.
Menurutnya, menjaga kerukunan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa potensi gangguan baik yang bersifat lokal maupun nasional harus disikapi dengan bijak agar tidak berkembang menjadi konflik yang merusak persatuan bangsa.
“Gesekan kecil bisa berubah menjadi isu besar jika tidak cepat ditangani. Maka, peran tokoh-tokoh masyarakat sangat penting sebagai penjaga harmoni sosial kita,” tegas Wakil Bupati.
Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Konawe, H. Yakub Akbar Moita, dalam penyampaiannya menekankan bahwa semangat kebangsaan yang melandasi kemerdekaan Indonesia harus terus dijaga, salah satunya melalui kerukunan antarumat beragama.
“Forum FKUB hadir sebagai wadah musyawarah, fasilitator aspirasi, dan jembatan penyelesai masalah keagamaan. Ini bagian dari peran aktif masyarakat dalam menjaga keutuhan NKRI,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan dialog ini juga mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, serta berbagai regulasi penguatan moderasi beragama yang terus digaungkan oleh pemerintah.
Dialog ini melibatkan tokoh dari beragam latar belakang agama, adat, pemuda, hingga pesantren untuk menegaskan bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan pemisah.
Dengan semangat toleransi, saling menghormati, dan kerjasama lintas elemen, Kabupaten Konawe diharapkan mampu menjadi contoh daerah yang damai, bersatu, dan moderat dalam kehidupan beragama.
Dialog ini bukan hanya rutinitas seremonial, melainkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat silaturahmi, bertukar gagasan, dan menyamakan visi: menjaga keharmonisan sosial di tengah keberagaman.
“Mari kita rawat kebersamaan ini sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang. Konawe yang bersahaja bukan hanya impian, tapi tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya,” tutup Wakil Bupati dengan penuh semangat.
Tinggalkan Balasan