“Untuk menjawab berbagai permasalahan WBP dan mantan tahanan, saya bersama teman-teman mendirikan PERMATA Indonesia, yang tujuan utamanya adalah untuk membantu ‘orang-orang pilihan’, yang sering dipandang sebelah mata sebagai mantan narapidana, agar dapat tampil lebih berkualitas dalam berbagai bidang untuk bisa berpartisipasi dalam pembangungan masyarakat, bangsa dan negara. Jika nanti sudah jalan dengan baik, kita akan meminta daftar para WBP yang akan bebas, PERMATA akan menjemputnya dari rutan dan atau lapas agar tidak merasa sendirian dalam menghadapi kehidupan di luar sana,” beber alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.

Pada kesempatan itu, Wilson Lalengke juga menginformasikan bahwa PERMATA Indonesia saat ini telah bekerjasama dengan Badan Pemasyarakatan (Bapas) Bandar Lampung, mengelola Griya Abhipraya Bandar Lampung. “Saat ini PERMATA telah bekerjasama dengan Bapas Bandar Lampung, memproduksi kopi olahan dengan merek Permata Coffee, yang pada 14 Juni mendatang akan diresmikan oleh Kepala Kanwil Kemenkumham Provinsi Lampung. Kita menjalin kerjasama dengan pakar dan pengusaha kopi untuk bantu melatih para WBP mengolah kopi di Griya Abhipraya tersebut. Saya berharap kita bisa mengembangkan program kerjasama dengan pihak lainnya di berbagai tempat di Indonesia,” ungkap lulusan pasca sarjana dari tiga universitas bergengsi di Eropa, Birmingham University, Utrecht University, dan Linkoping University, itu.