KENDARI – Konsorsium Masyarakat Sultra Menggugat (KMSM) menggelar aksi solidaritas di perempatan pasar baru Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Senin 27 November 2023 kemarin.
Aksi solidaritas tersebut guna untuk meminta pihak kepolisian agar dalam penanganan kasus penembakan 4 warga sipil nelayan Kecamatan Laonti, Konawe Selatan (Konsel) bisa terungkap motif sebenarnya.
Hal itu diungkapkan oleh jendral lapangan (Jenlap) KMSM, HNR Andri mengatakan bahwa proses penembakan terhadap 4 warga sipil nelayan oleh oknum anggota polisi Polairud Polda Sultra harus diungkap secepatnya.
“Kami dari konsorsium masyarakat sultra menggugat turun melakukan aksi unjuk rasa guna untuk mendesak agar insiden penembakan tersebut di buka secara terang dan terbuka karena kami menilai ada motif lain dalam aksi penembakan tersebut,” ungkapnya.
Untuk diketahui identitas ke 4 nelayan yang di tembak di antaranya, Maco (39), Putra (17), Ilham alias Alung (17), dan Juswa alias Ucok ditembak aparat Ditpolairud Polda Sultra, pada Jumat (24/11/2023) sekitar pukul 02.00 Wita.
Maco yang di tembak sudah meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di dada sebelah kanan tembus ke belakang. Pria 39 tahun ini juga mengalami luka sayatan di pergelangan tangan kanan dan lutut kanan.
Sementara putra menderita luka tembak di pinggul sebelah kiri. Ilham mengalami luka tembak di bagian paha sempat di rawat di RS Byangkara. Namun naas, Putra di kabarkan akhirnya menghembuskan nafas terakhir tepat pada hari minggu 26 November 2023 kemarin.
Sementara, korban ke empat yakni Ucok alias Juswa mengalami luka tembak di dada sebelah kanan dan sedang mengalami kritis.
“Oleh karena itu kami yang tergabung dalam konsorsium masyasarakat sultra menggugat mendesak Kapolda sultra untuk mengungkap secara terang benderang atas insiden tersebut,” harapnya
Andri juga meminta agar Kapolda Sultra segera mencopot Dirpolairud Sultra yang mana diduga lalai dalam pengawasan terhadap anggotanya.
“Kami berharap Kapolda Sultra untuk segera mencopot Dirpolairud Polda Sultra sebab dinilai gagal dalam melakukan pengawasan dengan baik terhadap anggota/bawahanya yang atas insiden tersebut menyebabkan 2 masyarakat nelayan Konsel meninggal dunia dan 2 lainya mengalami kritis atas Insiden penembakan secara brutal tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut andri juga mempertegas oknum polairud agar di pecat secara tidak terhormat.
“Serta mendesak Kapolda Sultra untuk memecat dan mempidanakan oknum Polairud yang melakukan penembakan brutal kepada warga Nelayan Konsel,” tegasnya.
“Apapun dalihnya tidak dibenarkan adanya penembakan hingga merenggut nyawa, polisi bukan malaikat pencabut nyawa tugas polisi melindungi dan mengayomi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara, Aldi Hidayat saat melakukan orasi mengatakan bahwa Aksi penembakan terhadapa 4 warga sipil Nelayan Konsel oleh oknum kepolisian dinilainya merupakan tindakan represif atau semena mena dan merupakan tindakan melanggar hak asasi Manusia (HAM).
“Aksi penembakan tersebut merupakan tindakan melawan hukum dan Inprosedural dalam melakukan pengejaran atau penangkapan terhadap korban yang di duga pelaku bom ikan (handak),” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Angry selaku presidium konsorsium putra daerah yang tergabung dalam Konsorsium Masyarakat Sultra Menggugat, kami sangat menyangkan aksi penembakan itu, sebab korban bukan penjahat bukan juga teroris dan bukan juga musuh negara.
Ironisnya penembakan tersebut terkesan brutal hingga menyebabkan 2 orang meninggal dan 2 orang lainya mengalami kritis hingga saat ini.
“Terkait dengan hal ini, kami akan terus mengawal persoalan ini sebab kami melihat ada kejanggalan dalam kasus penembakan tersebut,” pungkasnya.(**)
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.