suarakarsa.com – Warga Kota Kendari dan sekitarnya diminta waspada. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang diperkirakan akan melanda wilayah tersebut selama tiga hari ke depan.

Fenomena cuaca ekstrem ini dipicu oleh aktivitas gelombang atmosfer yang tengah melintasi wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan pembentukan awan-awan hujan dalam jumlah besar.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng Widarko, mengungkapkan bahwa gangguan dari gelombang equatorial seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Equatorial Rossby (ER) menjadi pemicu utama meningkatnya aktivitas cuaca buruk.

“Saat ini ada gangguan dari gelombang MJO dan Rossby. Dampaknya, potensi hujan sedang hingga lebat masih tinggi, terutama sampai besok atau lusa,” ujar Sugeng, Jumat (27/6).

Menurut BMKG, intensitas hujan dapat meningkat mulai siang hingga malam hari. Kondisi ini juga berpotensi disertai petir dan angin kencang, yang dapat mengganggu aktivitas warga, baik di darat maupun di laut.

Sugeng mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi genangan air, tanah longsor di wilayah perbukitan, serta gangguan transportasi yang mungkin terjadi akibat cuaca buruk.

“Kami sarankan warga berhati-hati, khususnya yang beraktivitas di luar ruangan dan di wilayah rawan bencana,” tambahnya.

Meski hujan masih mengguyur, BMKG memprediksi bahwa wilayah Sulawesi Tenggara akan mulai memasuki awal musim kemarau pada dasarian pertama Juli hingga dasarian pertama September 2025. Namun, Sugeng menekankan bahwa peralihan musim ini tidak serentak dan bisa berbeda-beda antar wilayah kabupaten/kota.

“Pergantian musim bersifat bertahap. Kami menggunakan data curah hujan sebagai indikatornya,” jelasnya.

Menurut standar BMKG, suatu wilayah dinyatakan memasuki musim kemarau jika curah hujan dalam 10 hari (satu dasarian) kurang dari 50 mm, dan tren tersebut berlanjut selama dua dasarian berikutnya. Sebaliknya, musim penghujan ditandai dengan curah hujan ≥50 mm selama tiga dasarian berturut-turut.

BMKG akan terus memantau perkembangan kondisi atmosfer dan memperbarui informasi secara berkala. Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti update cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat mengantisipasi dampak yang mungkin timbul.