Trenggono menambahkan bahwa untuk lahan pertanian 20 hektar menghasilkan 115 sampai 120 ton gabah kering dengan kebutuhan 36.000 sehingga ada surplus kurang lebih 40.000 ton.

Menurut Narasumber MSPP, Koordinator BPP Kokap, Yuliana Ambarwati menjelaskan saat ini petani untuk fokus pada budidaya belum maksimal karena kebanyakan kerja sampingan.

“Saat ini ada sekitar 148 gapoktan dengan 110 kelompok tani dan 38 kelompok tani wanita, tantangan yang dihadapi di wilayah Kokap yaitu wilayah perbukitan, sehingga banyak penyuluh yang bekerja dilapangan banyak yang jatuh karena banyaknya jalan bebatuan, urai Yuliana.

Narasumber lainnya yang merupakan petani binaan BPP Kokap, Tri Estiana berhasil mengembangkan gula semut dan produknya telah di ekspor. Dinamakan gula semut dikarenakan bentuk gulanya berbentuk seperti sarang semut.