Selain menyoroti masalah subsidi pupuk, Andreas juga meragukan target swasembada pangan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia membandingkan volume impor 12 komoditas utama yang pada 2008 masih di level 8 juta ton, namun meningkat drastis menjadi 29,9 juta ton pada periode 2023-2024.
“Pertanyaan besarnya, bagaimana kita mencapai swasembada? Bagaimana menghilangkan (impor) 30 juta ton? Kalau konsepnya swasembada pangan, maka hasilnya sampai kiamat kurang satu hari nggak akan tercapai,” ujarnya.
Meski skeptis terhadap swasembada pangan secara umum, Andreas tetap optimis bahwa Indonesia memiliki peluang mencapai swasembada beras.
Ia mencatat bahwa stok beras pada awal 2024 mencapai 4,1 juta ton, sementara pada awal tahun ini diperkirakan menyentuh 7,5 juta ton karena adanya tumpukan impor dari tahun-tahun sebelumnya.
1 Komentar