Padahal, ketergantungan yang berlebihan pada pusat bisa mengancam kemandirian ekonomi lokal. Proyek infrastruktur besar yang dijanjikan, seperti pembangunan jalan tol atau bandara, memang terlihat mengesankan, tetapi sering kali tidak relevan dengan kebutuhan daerah. Di beberapa wilayah, proyek-proyek ini bahkan tidak mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial yang mungkin terjadi.

Sebagai contoh, di Sumatera Barat, masyarakat berharap agar sektor pertanian dan pariwisata lokal lebih diprioritaskan oleh pemimpin daerah. Namun, proyek besar dari pusat sering kali menjadi fokus utama, meninggalkan kebutuhan lokal yang lebih mendesak seperti akses air bersih dan perbaikan layanan kesehatan.

Risiko Patronase dan Korupsi

Ketergantungan pada pusat juga membuka pintu bagi patronase dan korupsi. Kandidat yang terlalu dekat dengan pusat cenderung terjebak dalam hubungan patron-klien, di mana mereka merasa “berhutang” kepada elite politik di Jakarta. Hutang politik ini kemudian dibayar dengan pengorbanan kepentingan daerah, membuat kepala daerah lebih sibuk melayani agenda pusat ketimbang memprioritaskan kebutuhan masyarakat setempat.