Fokus Genta Organik, Kementan Launching Media Publikasi Ilmiah dan Sistem Informasi Penyuluhan

launching
Kepala Pusluhtan, Bustanul Arifin Caya saat menghadiri launching Jurnal Suluh Tani dan e Pusluh, di Serpong (2/3/2023). (Sumber: Humas Kementan)

JAKARTA – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan era 4.0 telah dilewati dan Indonesia akan segara memasuki era 5.0. Mentan menegaskan bahwa pertanian di Tanah Air akan tetap menjadi sektor penting di era 5.0 dan artinya pemanfaatan teknologi dan mekanisasi di bidang pertanian sudah tidak bisa dihindari.

Untuk itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) melaunching Jurnal Suluh Tani dan e Pusluh sekaligus Rapat Kordinasi Pengawalan dan Pendampingan Genta Organik untuk lokasi Proyek IPDMIP dan SIMURP, di Serpong (2/3/2023).

Bacaan Lainnya

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan Jurnal Suluh Tani dan e Pusluh sebagai media komunikasi bagi penyuluh pertanian. Dengan adanya Suluh Tani yang merupakan salah satu jurnal Penyuluhan Pertanian, diharapkan seluruh penyuluh pertanian di Indonesia dapat memanfaatkan media tersebut “Berbagi ide, pengalaman, hasil penelitian atau hasil pengujiaan, semua itu dapat ditulis dalam media itu, agar dapat terbaca oleh teman-teman penyuluh lainnya. Misalnya saja dalam hal pengendalian OPT,” ujar Dedi.

Baca Juga  Dorong Pemberdayaan KWT Nagekeo, Kementan Berharap Potensi Wanita Tani Meningkat

Jurnal Suluh Tani disusun sebagai media informasi untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan pengkajian serta review artikel ilmiah di bidang pertanian. Hal tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta profesionalisme penyuluh pertanian, widyaiswara, dosen, peneliti, fungsional lain di bidang pertanian serta sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan, pelaku dan pemerhati pembangunan pertanian Indonesia.

Sedangkan e Pusluh, menurut Dedi adalah sebuah sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan berbasis teknologi informasi yang bisa diakses oleh pelaksana dan pengambil keputusan di setiap tingkatan.

“e Pusluh berfungsi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi monev kegiatan penyuluhan pertanian, menyederhanakan alur pelaporan kegiatan penyuluhan, serta menyediakan data capaian realisasi indikator kinerja utama,” jelas Dedi.

Kabadan menambahkan, saat ini kita sedang dalam kondisi yang tidak biasa-biasa saja. Kita sedang menghadapai krisis pangan global dan komoditas-komoditas tertentu terutama impor harganya melejit tidak karu-karuan. Harga komoditas pangan kita, harganya meroket terutama kedelai. Krisis pangan global ditandai dengan harga pangan yang melejit di pasar global. Selain dampak akumulatif dari Covid-19, di saat yang sama climate change mengintai kita. Pelan tapi pasti sudah meluluhlantakan seluruh sendi-sendi kehidupan kita

Baca Juga  Gelar Sosialisasi Genta Organik di Lampung, Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Tingkatkan Konsep Pemupukan Berimbang

Dampak dari semua itu sangat berpengaruh terhadap pertanian, diantaranya harga pupuk dan pestisida kimia menjadi sangat mahal dan petani diharuskan meningkatkan produktivitas. Selama masih ada hiruk pikuk kehidupan maka pangan diperlukan. Pangan dan pertanian tidak boleh bersoal dan solusi dari semua permasalahan di atas adalah melalui Program Genta Organik. Genta organik adalah solusi disaat pupuk mahal dan pestisida mahal, tegas Kabadan.

Senada dengan Kabadan, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Bustanul Arifin Caya mengatakan jika misi Genta Organik adalah meninggalkan pupuk kimia dengan mulai menggunakan pupuk organik.

Kata kuncinya adalah mau dan mampu memenggunakan pupuk organdik, pupuk hayati dan pestisida nabati. Kata kunci lainnnya bukan mengharamkan penggunaan pupuk kimia, namun gunakan dengan konsep pupuk berimbang ujar Bustanul.

Baca Juga  Di Bone Sulawesi Selatan, Kementan Fasilitasi Pengembangan Cluster Petani Muda

Bustanul menambahkan, Genta Organik juga akan memaksimalkan peran Kostratani di BPP seluruh Indonesia sebagai model untuk membangun program penyuluhan pertanian dan kelembagaan penyuluhan pertanian. Pusluhtan akan membangun 1.000 titik demplot/SL pembuatan pupuk organik, pupuk  hayati, dan pembenah tanah serta implementasinya di seluruh Indonesia, bahkan lokasi-lokasi tersebut merupakan lokasi Proyek IPDMIP dan SIMURP.

SIMURP dengan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) menuju pertanian ramah lingkungan yang menggunakan pestisida nabati dan pupuk organik sejalan dengan Genta Organik. Nantinya akan adanya pendampingan pengawalan Genta Organik di lokasi SIMURP, jelas Bustanul lagi.

Selain itu, untuk memantau perkembangan Genta Organik, Pusluhtan beberapa saat telah melaunching aplikasi Sistem Informsi (Sisfo) Genta Organik. Sisfo Genta Organik memiliki beberapa menu yang harus diisi dan dilengkapi, yaitu koordinasi, wilayah, sekolah lapang, poktan sekolah lapang, peserta sekolah lapang, laboratorium lapang (poktan), penerapan SL (Peserta) dan Farm Field Day (FFD), tutup Bustanul. (NF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *