El Nino prinsipnya musim kering dan pertanian memerlukan air untuk pertanian, ujarnya. BMKG sejak awal telah memprediksi pada Mei sudah masuk zone El Nino, puncaknya diprediksi pada Agustus.

“Kita siapkan langkah adaptasi karena pengairan berdampak 40% terhadap produktivitas pertanian, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis. Penyuluh dan petani maupun Gapoktan harus paham apa itu El Nino”, jelas Dedi.

Petani diantaranya perlu mencari alternatif pemenuhan air, diantaranya dari dalam tanah, melalui pompanisasi dari bawah tanah ke atas. Atau manfaatkan air yang ada di permukaan, diantaranya  melakukan penyodetan pada sungai-sungai besar yang debit airnya tinggi melalui pipanisasi, sehingga lahan pertanian mendapatkan air dari permukaan air, tambah Dedi.