suarakarsa.com – Komisi X DPR RI akan memanggil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, terkait rencana penyelenggaraan kembali Ujian Nasional (UN) pada tahun ajaran 2025/2026. Pemanggilan tersebut direncanakan usai masa reses DPR selesai.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfan, mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk mendengar penjelasan mendalam dari Mendikdasmen sekaligus menyampaikan aspirasi masyarakat.

“Kami akan mengundang Mendikdasmen dan mendengar penjelasan beliau terkait rencana UN. Tentu, kami juga akan menyampaikan usulan dan aspirasi dari masyarakat,” kata Lalu Ari, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis pada Kamis (2/1).

Lalu Ari menyatakan dukungan terhadap wacana penerapan kembali UN, namun dengan syarat pelaksanaannya tidak menjadi momok bagi siswa. Salah satu kritiknya adalah terkait pelibatan aparat kepolisian dalam penyelenggaraan UN, yang menurutnya justru membuat siswa merasa tertekan.

“Jangan ada lagi polisi di UN. Kehadiran aparat sangat intimidatif dan menjadi momok bagi para siswa. Ini bukan untuk menyalahkan aparat polisi, tapi ini karena sistem yang salah,” tegas Lalu Ari.

Ia menambahkan, format UN yang baru harus lebih inovatif, menyenangkan, dan berorientasi pada peningkatan tiga kompetensi siswa: kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa konsep dan skema UN sebenarnya sudah siap. Namun, pelaksanaannya belum dilakukan pada 2025 dan kemungkinan baru akan diterapkan pada tahun ajaran 2025/2026.

“Ujian Nasional sudah siap sebenarnya secara konsep, tapi 2025 ini belum kita laksanakan. Insya Allah kalau nanti sudah masuk pada tahun pelajaran yang berikutnya, skemanya seperti apa, itu nanti akan kita umumkan pada waktunya,” ujar Abdul Mu’ti pada Senin (30/12) di Jakarta.

Ia juga menyebutkan kemungkinan perubahan format dalam pelaksanaan UN, meski detailnya masih menunggu pengumuman lebih lanjut.

UN yang Lebih Baik

Wacana kembalinya UN menjadi momentum untuk mereformasi sistem evaluasi pendidikan nasional. Harapan besar diletakkan pada pelaksanaan UN yang mampu memberikan pengalaman belajar yang positif bagi siswa tanpa tekanan berlebihan.