Kundan Singh menjelaskan, kedatangan Tim WB untuk melihat lebih dekat implementasi program SIMURP di lapangan.

Selain itu juga, pihaknya ingin tahu tantangan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan, baik untuk mitra di daerah, BPP, penyuluh, petani, Poktan, Gapoktan dan lain sebagainya. Juga, apa saja kendalanya dan apa aspek yang perlu kita tingkatkan ke depannya.

Heru tak menampik jika pola tanam dan produktivitas akan terkena imbas perubahan iklim yang terjadi saat ini. Oleh karenanya, pertanian cerdas iklim merupakan solusi untuk menghadapi hal tersebut.

Menurutnya, pertanian cerdas iklim tidak akan sukses jika petaninya tidak cerdas iklim. Maka, kuncinya ada di petani. Maksudnya adalah bagaimana petani bisa mengelola, memitigasi dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim.

Pun halnya dengan ketahanan pangan nasional yang menjadi program Kementan, menurut Heru hal tersebut bergantung sepenuhnya kepada petani. Lumbung pangan tergantung kepada petani memutuskan apa yang akan dilakukan di lahan pertaniannya. Keputusan petani akan berdampak kepada level makro. Maka, upaya kolektif untuk meningkatkan produktivitas pertanian kita penting untuk dilakukan.