Lewat Kostratani, Kementan Bangun Satu Data Pertanian Indonesia

satu data pertanian
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat menghadiri kegiatan Infitatiom To Attend Terminal Workshop of TCP/INS/3805 E-griculture Project, Senin (27/02/2023) di Yogyakarta. (Sumber: Humas Kementan)

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan program-program utamanya, salah satunya adalah Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2019, Kostratani bertugas meningkatkan kompetensi SDM pertanian untuk menjadi SDM pertanian yang profesional, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.

Diharapkan dengan adanya peningkatan kapasitas tersebut, mampu meningkatkan produktivitas, mutu dan kontinuitas hasil pertanian. Sehingga tujuan pembangunan pertanian menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia terpenuhi. Selain tujuan pembangunan pertanian lainnya yaitu meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

Bacaan Lainnya

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan kehadiran Kostratani terus dimaksimalkan untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian.

Baca Juga  Kementan Gencarkan Genta Organik Lewat Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol.5 Mendatang

Mentan SYL menginginkan Kostratani lebih cepat dalam menggerakkan pembangunan pertanian pedesaan menuju pertanian maju, mandiri dan modern.

“Peran itu nantinya digerakkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pelaksanaan Kostratani dengan mengefektifkan penyuluhan dan meningkatkan keahlian para penyuluh pertanian”, ujar Mentan SYL.

Selain itu, Mentan SYL menilai Kostratani didesain agar bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mengungkit pendapatan dan kesejahteraan petani.

Dengan peningkatan SDM dan teknologi, Mentan SYL optimistis pertanian Indonesia akan bertansformasi menjadi pertanian unggul.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat menghadiri kegiatan Infitatiom To Attend Terminal Workshop of TCP/INS/3805 E-griculture Project, Senin (27/02/2023) di Yogyakarta menjelaskan jika Kostratani sangat berperan dalam pengumpulan data pertanian.

Data akan dikumpulkan oleh penyuluh pertanian dan diverifikasi oleh koordinator penyuluhan kecamatan dan diinput melalui aplikasi Simluhtan, e RDKK, e Proposal dan laporan utama oleh admin atau petugas penginput data”, ujar Kabadan Dedi.

Baca Juga  Kementan Tekankan Kemampuan Penyuluh Pertanian Melalui Digitalisasi

Kabadan menambahkan jika data yang diinput kemudian akan terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) dan dapat digunakan oleh akademisi, pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, unit kerja Kementan, petani dan pengusaha pertanian, penyuluh dan swasta.

Saat ini Kementan telah memiliki sistem AWR yang terhubung dengan Kostratani. AWR Kementerian Pertanian merupakan inovasi berbasis AI dan IoT yang dapat memudahkan para pemimpin untuk mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Sebanyak 5.717 dari 5.797 BPP Kostratani telah terhubung dengan AWR untuk merealisasikan satu data pertanian, jelas Kabadan lagi.

BPPSDMP saat ini terus berupaya memaksimalkan kinerja program-program utamanya sekaligus mengusahakan pembiayaan peningkatan SDM melalui berbagai mekanismenya.  Diantaranya melalui Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Ada empat program dengan mekanisme PHLN ini, yaitu Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP), Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) dan Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).

Baca Juga  Program CSA Kementan, Dorong Petani Konawe Tingkatkan Pertanian Organik

Masing-masing PHLN ini bermuara pada peningkatan SDM pertanian mulai dari penyuluh, petani, petani milenial hingga kelembagaannya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan salah satunya melalui Program SIMURP. Program ini diarahkan pada peningkatan produktivitas tanaman dalam menghadapi perubahan iklim global, peningkatan IP dan meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim dalam mengahadapi perubahan iklim ekstrim yang terjadi saat ini, tutup Kabadan Dedi. (HV/NF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *