suarakarsa.com – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa SMK Negeri 1 Konawe, Sulawesi Tenggara, mendadak jadi perhatian publik. Alih-alih menyehatkan, makanan yang disajikan justru membuat belasan siswa tumbang akibat diduga mengalami keracunan makanan.

Gejala seperti diare, mual, dan pusing mulai dirasakan para siswa sejak Rabu sore (24/9), setelah sebelumnya menyantap hidangan dari dapur MBG pada pagi harinya. Sejumlah siswa bahkan harus mendapat perawatan di Puskesmas dan RSUD Konawe. Hingga Kamis pagi, tercatat sembilan siswa masih menjalani perawatan intensif, sementara lima lainnya telah dipulangkan.

Suhartini, siswi kelas XI SMKN 1 Unaaha, mengaku mencium aroma tak sedap dari lauk ayam yang disajikan. “Waktu makan, ayamnya agak bau. Sore mulai sakit perut, lalu diare berkali-kali. Tadi pagi masih terasa mual,” ceritanya.

Menanggapi insiden ini, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Unaaha, Buyung Muhammad Rantau, menegaskan bahwa proses pengolahan makanan telah dilakukan sesuai prosedur. “Masak dimulai pukul 03.00 subuh, pemorsian jam 04.00, lalu packing dan distribusi jam 07.00,” ujarnya.

Buyung menyebut dapur MBG melayani 2.130 siswa dari 17 sekolah di Unaaha. Ia mengklaim, pengawasan dilakukan ketat sejak tahap pemilihan bahan baku hingga penyajian. Meski begitu, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek kebersihan dan rantai distribusi makanan.

Kasus ini memicu kekhawatiran orang tua dan masyarakat. Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang, agar program gizi yang bertujuan mulia ini tidak justru menjadi ancaman kesehatan.

Pihak sekolah SMKN 1 Konawe pun angkat bicara. Mereka menyatakan telah melaporkan kejadian ini ke dinas terkait dan siap bekerja sama dalam proses investigasi. “Kami sangat prihatin dengan kondisi para siswa. Fokus kami saat ini adalah memastikan seluruh siswa yang terdampak mendapatkan perawatan terbaik dan pulih sepenuhnya,” ujar salah satu wakil kepala sekolah.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe telah mengirim tim untuk mengambil sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan. Kepala Dinas Kesehatan menyatakan, uji laboratorium sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti insiden tersebut. Hasilnya akan menjadi dasar evaluasi lanjutan terhadap program MBG. “Program ini sangat baik, tapi jangan sampai lengah pada aspek kualitas dan kebersihan. Anak-anak kita adalah prioritas,” tegasnya.