suarakarsa.com – Presiden Prabowo Subianto mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap perdamaian sebagai sesuatu yang biasa. Menurutnya, situasi konflik dan perang yang melanda sejumlah negara saat ini menjadi pengingat pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan di Indonesia.

“Jangan kita anggap damai itu adalah biasa, jangan kita anggap kita tidak menghadapi ancaman,” ujar Prabowo dalam pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024).

Presiden menggambarkan situasi di beberapa negara, seperti Gaza, Lebanon, dan Ukraina, sebagai contoh nyata dampak konflik yang bisa meluas. Di Gaza, ribuan anak-anak menjadi korban serangan, sementara di Lebanon banyak warga kehilangan rumah dan hidup sebagai pengungsi.

“Lihat apa yang terjadi di Gaza, lihat anak-anak tidak berdosa. Belum anak di atas 1 tahun, belum orang tua, belum ibu-ibu,” katanya.

Ia juga menyinggung perang Rusia-Ukraina, yang meski jaraknya jauh dari Indonesia, tetap berdampak pada kenaikan harga pangan global.

“Ukraina jauh, tapi perang Ukraina mengakibatkan harga pangan naik di seluruh dunia. Gaza jauh, tapi itu saudara-saudara kita,” lanjutnya.

Prabowo mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah, telah menjadi incaran bangsa asing sejak zaman penjajahan. Hal ini, menurutnya, menjadi alasan utama untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Kenapa kita harus waspada? Karena kita kaya. Dari dulu sampai sekarang, bangsa-bangsa asing datang ke kita. Belanda, Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, semua ke kita,” tandasnya.

Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan mengajak masyarakat untuk menjaga perdamaian dan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap dinamika global yang dapat berdampak pada stabilitas nasional.

Pernyataannya ini menjadi pengingat akan pentingnya perdamaian sebagai pondasi utama untuk menjaga persatuan dan kemajuan bangsa.