Target ke depan adalah meningkatkan konsumsi menjadi 6.000-6.500 kWh per kapita, sebagai bagian dari strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Untuk bisa tumbuh 8 persen, maka kita dorong konsumsi listrik menjadi 6.000-6.500 kWh per kapita,” ujarnya.

Langkah strategis ini akan dilanjutkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang menargetkan penambahan kapasitas listrik hingga 71 GW.

“RUPTL ke depan akan menambah 71 GW atau 71 ribu megawatt, dengan fokus pada sumber daya bersih yang tersedia di dalam negeri,” pungkas Bahlil.

Peresmian ini menandai komitmen pemerintah dalam mempercepat transisi energi bersih dan memperkuat infrastruktur listrik nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.