“Kalau green house ini kita lebih mudah untuk menjaga gangguan hama, karena tertutup dan terisolasi. Kalau misalkan nanem melon di lapangan terbuka itu resikonya besar, dari hama, penyakit dari jamur. Nanem melon itu, kata orang, diistilahkan kalau berhasil menanam melon, berarti sudah berhasil jadi petani, karena ada tingkat kerumitan sendiri,” katanya.

Sementara untuk hasil produksi, kata Adimas, buah yang dilakukan dengan sistem green house itu bisa lebih baik, lebih manis, tampilan lebih bagus karena minim penyakit.

“Untuk sementara pisang ini untuk kebutuhan pasar lokal, sementara untuk melon, rencananya kita mau buat wisata, ke depannya insya Allah mau dibuat agro wisata,” katanya.

Adimas beruntung menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi Presiden International Fund For Agricultural Development (IFAD) Alvaro Lario. Kunjungan yang digelar selama dua hari di Subang itu, dalam rangka untuk melihat proyek kerja sama dengan pemerintah Indonesia yang didanai oleh IFAD di lingkungan Kementerian Pertanian.