“Bagaimana analisis psikologi terhadap kejiwaan Bharada E pada detik-detik sebelum terjadinya penembakan terhadap Yosua, khususnya saat FS perintahkan dengan kata-kata ‘Woi kamu tembak cepat’. Bagaimana kondisinya?” tanya pengacara.

“Kondisi psikologisnya saat itu memang diakui dalam keadaan ketakutan oleh Saudara Richard, dalam situasi ketakutan. Ada satu kondisi emosi yang memuncak kalau kita bicara emosi, emosi itu bisa mengarahkan satu perilaku seseorang, reaksi emosional ini dapat mengaktivasi daerah otak lain untuk memulai aktivitas perilaku,” jawab Reni.

Reni mengatakan kondisi ini juga diperkuat soal karakter Eliezer yang sangat penurut terhadap pemilik otoritas. Dia mengatakan sikap Eliezer itu masuk kategori kepatuhan yang efeknya merusak.

“Dalam hal ini, kondisi Richard ketakutan yang luar biasa, namun ciri kepribadian yang memang belum matang keputusan perilakunya mematuhi. Ini yang disebut obedience destruktif. Jadi ada kepatuhan yang efeknya memang merusak,” tutur Reni.