Sebelumnya, Soekarno dijaga oleh Detasemen Kawal Pribadi dari Kepolisian dan Detasemen Pengawal Khusus. Namun, dua satuan itu dianggap tidak cukup untuk menjamin keselamatan Soekarno dan keluarganya, sehingga Resimen Cakrabirawa dibentuk. Cakrabirawa resmi berdiri pada 6 Juni 1962 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 211/Ptl/1962, dan diresmikan oleh Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina, Austria.

Resimen ini beranggotakan sekitar 3.000 personel dari semua unsur Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Kepolisian. Cakrabirawa terbagi menjadi tiga bagian utama: Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang menjaga presiden secara langsung, Detasemen Pengawal Chusus/Khusus (DPC) yang menjaga area kediaman presiden, serta Batalyon Kawal Kehormatan yang bertugas mengamankan presiden di Istana dan tempat kerja lainnya.

Peran Letkol Untung dalam Peristiwa G30S

Letnan Kolonel Untung Syamsuri, atau dikenal dengan nama samaran Koesman, adalah pemimpin Batalyon I Kawal Kehormatan dalam Resimen Cakrabirawa. Ia turut menjadi aktor kunci dalam pelaksanaan Gerakan 30 September (G30S).