“Dengan pengaturan waktu yang optimal, proses ini mampu memaksimalkan aktivitas bioaktif tanpa mengorbankan efisiensi produksi,” jelas William.

Kolaborasi dengan Profesor dari IPB

Selama melakukan penelitian, William didampingi oleh Profesor Azis Boing Sitanggang, ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Azis, penelitian ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal Indonesia. “Produksi peptida bioaktif dari kacang koro tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai produk pertanian lokal,” ujarnya.

Peluang Besar untuk Produk Berbasis Kacang Koro

Penelitian William juga membuka peluang besar bagi pengembangan produk berbasis kacang koro di Indonesia. Selain manfaat kesehatannya, kacang koro kini bisa dikembangkan sebagai produk pangan fungsional yang berpotensi meningkatkan ekonomi sektor agrikultur Indonesia. “Penelitian ini dapat mendorong kolaborasi antara akademisi dan industri pangan dalam mengembangkan produk berbasis kacang koro,” tambah Azis.

Presentasi di Konferensi ISoFoST

Penelitian William akan dipresentasikan dalam konferensi International Symposium on Food Science and Technology (ISoFoST) di IPB University pada akhir Oktober 2024. William berharap penelitian ini akan menarik perhatian industri pangan dan didukung untuk pengembangan lebih lanjut. “Dengan kolaborasi yang tepat, saya optimis bahwa pengembangan pangan fungsional berbasis peptida bioaktif dari kacang koro benguk dapat dipercepat, sehingga manfaat kesehatan dan ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas,” tutup William.