UNAAHA – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Konawe melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Konawe, Kamis (30/5/2024).
Para pengunjuk rasa ini melakukan protes terkait proses rekrutmen Badan Ad Hoc Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang menurut mereka ada sejumlah oknum yang yang dinyatakan lolos dan sudah dilantik namun terindikasi terafiliasi dengan partai politik serta salah satu kontestan bakal calon Bupati Konawe.
Pantauan awak media, aksi Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sempat memanas. Aksi bakar ban terpantau dilakukan dihalaman kantor KPU Konawe hingga para mahasiswa ini sempat memaksa masuk dan bertemu dengan ketua serta komisioner KPU Konawe untuk menyampaikan aspirasinya. Lantunan Mars PMII terdengar kuat melalui pengeras suara mengawal para pengunjuk rasa yang memaksa masuk dan bertemu para petinggi KPU Konawe ini.
Ketua PC PMII Konawe, Muhammad Syahri Ramadhan dalam orasinya menyampaikan sejumlah tuntutan tuntutan di antaranya adalah mendesak KPU Konawe untuk menindak tegas dan mengganti oknum PPK dan PPS yang terindikasi tidak netral. Mereka menilai, netralitas penyelenggara Pilkada serentak sangat krusial untuk menjamin terselenggaranya Pilkada serentak yang jujur dan adil. Teriak Ketua PC PMII Konawe dihalaman Kantor KPU Konawe.
“Kami menemukan bukti adanya oknum PPK Kecamatan Asinua yang diduga terafilisi oleh salah satu bakal calon Bupati Konawe. (Diduga) Dengan sengaja serta secara sadar membetuk Tim milenial yang berjudul TIM MILENIAL RD KONAWE TEGAK LURUS. Selain itu PPS di Kelurahan Lawulo yang memosting foto pribadinya menggunakan atribut PDIP di sosial media pribadinya dan PPS Kelurahan Unaasi yang juga ( diduga) ikut terafiliasi dengan menjadi admin grup whatsapp Tim Milenial RD Konawe Tegak Lurus.” Ujarnya saat berorasi.
Ditambahkannya hal ini bisa mencederai prinsip penyelenggaraan Pemilihan. “Ini jelas mencederai prinsip demokrasi dan netralitas penyelenggara pemilu,” tegas Ketua PMII Konawe dalam orasinya.
Aksi yang berlangsung damai ini diwarnai dengan pengibaran spanduk dan poster yang bertuliskan tuntutan mereka. Mahasiswa juga menyerukan agar KPU Konawe lebih transparan dalam proses seleksi dan pengawasan terhadap badan ad hoc nantinya.
Selain soal proses rekrutmen badan Ad Hoc, Muhammad Syahri Ramadhan juga sempat menyinggung beberapa problem yang sedang terjadi di Internal KPU Konawe itu sendiri.
Dirinya juga menyampaikan terkait dugaan adanya rekaman video mobil dinas Ketua KPU Konawe berada di lokasi tambang Kabupaten Konawe Utara dan mereka juga sempat menyuarakan dugaan pengelembungan suara pada pemilu 2024 di Dapil V Kabupaten Konawe saat pemilu 2024 kemarin.
Menurut Ketua PC PMII Konawe, Aksi ini diharapkan dapat mendorong terciptanya Pilkada serentak yang bersih dan bebas dari intervensi pihak-pihak yang berkepentingan.
“PMII Konawe berjanji akan terus mengawal proses ini hingga tuntas,” pungkasnya.
Mengutip sebagaimana dilansir salah satu media online, Kadiv SDM dan Parmas KPU Konawe Andi Dzulfadli membenarkan bahwa para pengunjuk rasa ini telah menyampaikan laporan aduan terkait anggota badan Ad Hoc tersebut.
Menurut mantan PPK Wawotobi ini, pihaknya akan melakukan rapat pleno terkait unsur-unsur pelanggaran anggota badan ad hoc yang dimaksud.
“Jika ditemukan indikasi pelanggaran, maka akan dilakukan pemanggilan terhadap terlapor untuk dilakukan verifikasi dan klarifikasi atas laporan tersebut,” ucap Fadli.(**)