suarakarsa.com, KONAWE – Pemerintah Kabupaten Konawe membuka babak baru dalam pengembangan infrastruktur publik dan ekonomi kreatif dengan mengumumkan rencana pembangunan Konawe Expo Center (KEC) yang ditargetkan pengerjaannya pada 2026 hingga 2027. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, kepada awak media di ruang kerjanya, di Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (11/8/2025), menandai langkah konkret dari visi Konawe Bersahaja yang digaungkannya sejak awal kepemimpinan.
“Ini bukan sekadar pembangunan gedung, tapi investasi jangka panjang bagi kemajuan ekonomi, budaya, dan tata kelola pemerintahan di Konawe,” tegas Yusran dengan nada penuh keyakinan.
Rencana pembangunan KEC saat ini tengah dalam tahap kajian mendalam oleh instansi teknis terkait, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Salah satu opsi lokasi yang sedang dipertimbangkan adalah revitalisasi total Gedung Wekoila, yang berlokasi strategis di lingkar kompleks perkantoran Pemda Konawe. Bangunan yang selama ini digunakan untuk acara seremonial dan rapat terbatas ini akan direnovasi besar-besaran, diperluas, dan diubah menjadi pusat multifungsi bertaraf modern.
Yang membuat KEC menarik adalah konsep multifungsi yang diusung. Selain menjadi wadah utama promosi produk lokal dari kerajinan tangan, hasil pertanian, hingga kreativitas UMKM gedung ini juga dirancang untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan publik dan pemerintah.
“KEC akan menjadi one-stop venue,” jelas Yusran. “Kita bisa gelar pameran produk nasional, festival budaya, rapat kerja daerah, hingga acara pernikahan masyarakat. Semua bisa terakomodasi di satu tempat yang representatif.”
Pemerintah daerah melihat potensi besar dalam mengintegrasikan fungsi ekonomi, sosial, dan administratif dalam satu infrastruktur. Dengan kapasitas yang lebih besar dan fasilitas modern, KEC diharapkan bisa menarik event berskala regional bahkan nasional, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha lokal.
Soal pengelolaan, Pemkab membuka kemungkinan untuk menyerahkan operasional KEC kepada Perumda Konawe atau melalui skema outsourcing ke perusahaan profesional. Pendekatan ini dimaksudkan agar pengelolaan lebih efisien, profesional, dan berkelanjutan secara finansial.
“Kita ingin KEC ini hidup, bukan jadi gedung megah yang kosong. Maka pengelolaannya harus profesional, transparan, dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” lanjut Yusran.
Pembangunan KEC merupakan salah satu dari sejumlah program strategis dalam visi Konawe Bersahaja singkatan dari Berdaya Saing, Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan. Proyek ini tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga bagian dari upaya membangun identitas daerah, meningkatkan daya saing, dan memberi ruang bagi masyarakat untuk berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan.
“Ini tentang memberi ruang bagi anak-anak Konawe untuk menunjukkan potensinya. Dari petani, pengrajin, hingga pengusaha muda. KEC adalah panggung mereka,” ujar Bupati yang dikenal dekat dengan komunitas lokal ini.
Meski rencana detail masih dalam proses kajian, antusiasme dari pelaku UMKM dan masyarakat mulai terasa. “Kalau benar-benar terealisasi, ini mimpi yang jadi nyata,” kata Solihim, Pengusaha Muda asal Unaaha, “Selama ini kami kesulitan cari tempat yang representatif.”
Dengan target 2027, Pemkab Konawe punya waktu dua tahun untuk menyusun desain, mengalokasikan anggaran, dan memastikan partisipasi publik dalam perencanaan. Jika terealisasi, Konawe Expo Center bukan hanya menjadi pusat ekspo, tapi juga simbol transformasi daerah dari pinggiran menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan. (JM)
Tinggalkan Balasan