Ini Poin-poin Sesat Ponpes Al Zaytun

INDRAMAYU – Meskipun sudah lama sering menuai kontroversi dan dianggap sesat, polemik Pondok Pesantren Al Zaytun belum teratasi hingga saat ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu mendesak pemerintah untuk segera turun tangan dan menyelesaikan kemelut Ponpes Al Zaytun yang sengaja diramaikan sendiri oleh orang-orang di dalamnya.

Ketua MUI Indramayu KH M Syatori mengatakan dengan tegas bawa ajaran di Ponpes Al Zaytun sangat menyimpang dari syariat islam. Diketahui, ajaran Ponpes Al Zaytun memang sangat tidak sama dengan ajaran Islam pada umumnya.

Hal itu terlihat saat tata sholat, puasa hingga haji yang dianggap tidak umum dengan ajaran islam.

Poin Pertama, Sholat. Di Ponpes Al Zaytun, seperti yang viral videonya belum lama ini, tata cara sholat berjamaah sangat beda dengan ajaran Islam. Puas juga demikian.

Baca Juga  Peringati Dua Dekade Pemilu Langsung, The Habibie Center Luncurkan Habibie Democracy Forum

Untuk Haji, Ponpes Al Zaytun menyebutkan ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah. “Al Zaytun dengan segala yang terjadi di akhir-akhir ini. Pertama bahwa Al Zaytun Syariat yang dikembangkan sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, sholatnya, puasanya, hajinya, bahkan viral di media sosial haji tidak harus di Mekkah atau Madinah, cukup haji di Indonesia sebab disamakan bahwa negara Indonesia tanahnya adalah tanah yang suci. Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat islam pada umumnya,” kata KH M Syatori dikutip dari VIVA pada Sabtu (17/6/2023).

Tak hanya itu, MUI menghimbau kepada masyarakat Indramayu secara khusus untuk tidak mengikuti pendidikan di ponpes besutan Panji Gumilang tersebut. Mengingat, mulai dari akidah hingga cara pandang beribadah yang dilakukan oleh ponpes Al Zaytun sudah sangat berbeda. Halaman Selanjutnya

Baca Juga  Hasil Survei Capres, Prabowo Tipis Diatas Ganjar

“Yang kedua kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Indramayu khususnya jangan ikut berpendidikan di Al Zaytun sebab ketidaksamaan akidah, ketidaksamaan cara pandang dalam beribadah. Syariat-Syariat yang dilakukan oleh mereka dengan alasan agar jangan sampai terjadi kontradiksi dengan masyarakat, dengan para orang tuanya, Indramayu daerah yang sudah tenang jangan sampai diwarnai dengan hal-hal perbedaan yang tidak berarti,” ujar KH M Syatori.

KH M Syatori juga meminta kepada pemerintah untuk segera hadir menyelesaikan persoalan ini. Bahkan, polemik Ponpes Al Zaytun ini diviralkan oleh internal pesantren sendiri.

“Yang ketiga mohon kepada pemerintah agar segera hadir dalam rangka menyelesaikan keresahan, kegaduhan masyarakat di Indramayu bahkan di Indonesia yang menyaksikan viralnya syariat-Syariat Islam cara mereka, kami memohon kepada pemerintah segera selesaikan kemelut-kemelut keresahan kegaduhan yang terjadi di masyarakat gara-gara viralnya dan diviralkan oleh mereka,” tandasnya.(SW)